BACA JUGA:Menjelajahi Keindahan Gresik, 10 Tempat Wisata Terbaik untuk Dikunjungi
Konsumsi
Kebiasaan traveling yang makan hanya ketika lapar, ternyata, tetap berlaku, meskipun sekarang saya rajin bikin konten kuliner.
Kalau sudah jalan-jalan, mengunjungi satu tempat ke tempat lain, nggak kepikiran jajan, apalagi sudah sarapan di guesthouse, dan membawa sedikit bekal di tas.
Itulah yang terjadi selama saya di Pagar Alam. Mencari makanan tidaklah sulit, karena lokasi penginapan saya di daerah pasar.
Lalu pada malam hari ada angkringan yang menjual berbagai makanan. Alhasil, tidak ada kuliner lokal khas Pagar Alam yang saya cicip.
BACA JUGA:Menjelajahi Keindahan Gresik, 10 Tempat Wisata Terbaik untuk Dikunjungi
Katanya, sih, selain masakan khas Sumatra Selatan, seperti pindang, pempek, dan sejenisnya itu, Pagar Alam terkenal dengan ikan kuah kuning yang bisa ditemui di rumah-rumah makan.
Entah kenapa, seharian eksplorasi Pagar Alam, saya tidak punya niatan masuk warung nasi. Jajannya cuma pas di Bukit Rimau dan di sekitaran penginapan.
Mungkin, perlu tambah satu hari lagi, nih, khusus untuk hunting kuliner. Kapan, ya, ke sana lagi?
Alasan mudah mencari makan ini jugalah yang menjadi pertimbangan saya lebih memilih bermalam di pusat kota, dibandingkan di daerah sekitar gunung.
BACA JUGA:Wisata Ala Eropa di Indonesia, Menjelajahi Keindahan Wisata Lembang Bandung yang Memukau
Bisa, sih, mau pindah hotel, misalnya, semalam di kota, semalam di sekitar kebun teh, tapi ribet, aah.
Keliling Kota
Sayangnya, saya cuma punya waktu sehari untuk berkeliling Kota Pagar Alam. Otomatis, tujuan utamanya cuma Bukit Rimau dengan ikon tulisan PAGAR ALAM raksasa itu.
Ke sanalah tujuan utama saya. Setelah sarapan dan mendapatkan motor sewaan, saya bergegas ke sana.