BACA JUGA:Manjakan Lidah, Pesona Keindahan Payakumbuh Berserta Kuliner Khasnya yang Sangat Terkenal
Ramalan Notonegoro
Notonegoro, Ramalan Pemimpin Negara
Jayabaya juga telah memprediksi pemimpin Indonesia di era modern yang dikenal dengan istilah Notonegoro, atau secara harfiah diartikan sebagai pemimpin negara.
Karena tak ada penjelasan lebih lanjut, terdapat banyak interpretasi terhadap hal tersebut.
Penjelasan paling sederhana adalah, siapa pun yang menjadi pemimpin Indonesia bukanlah raja yang sangat berkuasa, namun seorang pengurus atau pemimpin yang menjawab permasalahan rakyatnya.
Namun, terdapat interpretasi yang lebih rumit.
BACA JUGA:Teranyar di Kota Hujan, Wisata di Kota Bogor Adalah Pilihan, Ini Nama Tempatnya
Satu teori mengatakan bahwa Notonegoro menunjukkan suku kata terakhir dari nama-nama Presiden Indonesia.
Namun, hal itu tak sepenuhnya benar, karena hanya dua presiden pertama saja yang cocok dengan istilah tersebut, yaitu SukarNO dan SuharTO, yang jika digabung menjadi NOTO seperti pada NOTOnegoro.
Presiden ke iga, BJ Habibie tak memiliki akhiran Ne dalam namanya. Abdurrahman Wahid yang menjadi pemimpin Indonesia keempat juga tak memiliki akhiran Go.
Interpretasi lain mengatakan bahwa hanya presiden paling berpengaruh saja yang suku kata terakhir namanya yang sesuai. Dalam teori tersebut dikemukakan, bahwa Ne tak ada dalam nama BJ Habibie karena Ne ditafsirkan sebagai presiden kelahiran dari luar Pulau Jawa, layaknya Habibie.
BACA JUGA:Rainbow Alamanda Bekasi, Surga Bermain Warna-warni bagi Keluarga dan Teman-teman
Kata yang terakhir, yaitu GORO, kemudian ditafsirkan dari asal kata goro-goro atau dalam bahasa Jawa berarti konflik atau kerusuhan, yang terjadi dalam pemerintahan dua presiden setelahnya.
Presiden keenam, yaitu Susilo Bambang YudhoyoNO, dipercaya sebagai pengulangan suku kata pertama dari NOtonegoro.
Hal tersebut hanya sebagai interpretasi dari orang-orang yang percaya akan ramalan Jayabaya.