19 Negara Eropa Bersatu Dalam ‘European SkyShield Initiative’

Senin 16-10-2023,04:41 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Gusti

PAGARALAMPOS.COM - Lantaran punya kekhawatiran yang sama, negara-negara di Eropa kini bersatu untuk mewujudkan sistem hanud (pertahanan udara) bersama. Berlokasi di Brussel, Belgia, pada 12 Oktober 2023, beberapa negara Eropa memutuskan untuk menandatangani memorandum mengenai European SkyShield system.

Dalam konteks meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama akibat perang di Ukraina dan serangan baru-baru ini kepada Israel, European SkyShield Initiative (ESSI) mendapatkan momentumnya.

Dimotori oleh Jerman, inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan sistem pertahanan udara terintegrasi untuk Eropa, termasuk kemampuan pertahanan rudal balistik.

ESSI pertama kali diusulkan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Agustus 2022, sebagai respons terhadap serangan Rusia terhadap Ukraina dan meningkatnya kekhawatiran.

BACA JUGA:Cegat Pesawat Intai, Rusia Kerahkan MiG-31 Foxhound Berptroli di Ketinggian Stratosfer

Tentang terbatasnya kemampuan Eropa untuk bertahan melawan ancaman seperti sistem rudal balistik Iskander 9K720 Rusia yang dikerahkan dari Kaliningrad.


Foto : Peluncuran rudal balistik.-19 Negara Eropa Bersatu Dalam ‘European SkyShield Initiative’-Indomiliter.com

Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat NATO Integrated Air Defense System dan melibatkan pengadaan sistem pertahanan udara bersama.

Hingga saat ini, 19 negara Eropa berpartisipasi dalam inisiatif ini. Selain Jerman, negara pendiri antara lain adalah Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Estonia, Finlandia, Hongaria, Latvia, Lituania, Belanda, Norwegia, Slovakia, Slovenia, Rumania, dan Inggris.

Pada bulan Februari 2023, Denmark dan Swedia bergabung dengan proyek ini, dan pada bulan Juli 2023, Austria dan Swiss juga menandatangani deklarasi untuk bergabung dalam inisiatif ini.

BACA JUGA:Zemledeliye Mine Laying System, Ransus Penyebar Ranjau Andalan Rusia di Perang Ukraina

European SkyShield system mengadopsi pendekatan berlapis-lapis terhadap pertahanan udara. Untuk jarak menengah, rencananya sebagian besar akan menggunakan sistem SLM IRIS-T.

Kemudian pertahanan jarak jauh, sistem MIM-104 Patriot akan menjadi landasan kategori ini. Terakhir, untuk ancaman jangka panjang, khususnya yang berada di luar atmosfer bumi, sistem Arrow 3 dari Israel kabarnya akan menjadi yang dipertimbangkan.

Sebagai catatan, Bundestag (parlemen Jerman) telah mengesahkan anggaran hampir 4 miliar euro untuk akuisisi sistem pertahanan rudal balistik Arrow 3 dari Israel.

IRIS-T SLM (Surface Launched Medium Range) adalah sistem pertahanan udara jarak menengah yang dikembangkan oleh Diehl Defense di Jerman. Sistem hanud ini mampu mencegat target udara pada jarak hingga 25 km dan pada ketinggian 6.100 meter.

Kategori :