PAGARALAMPOS.COM – Kepentingan nasional Amerika Serikat, pastinya menjadikan terorisme prioritas utama.
Karena, apabila mereka siap menggelontorkan dana yang begitu banyak.
Lalu melakukan riset dan penelitian Alutsista untuk menyokong operasi militer yang luar biasa sulit.
BACA JUGA:Nyaman dan Tahan lama, Inilah 3 Ban Motor Internasional yang ada Indonesia
Serta kemudian mendedikasikan lebih dari 1 dekade waktu dan tenaga yang dikeluarkan.
Semua variabel tersebut sudah lebih menjadi bukti bahwasannya kepentingan nasional mereka dapat melindungi negara dan para warga negara yang tinggal di dalamnya, aman dari ancaman teroris.
BACA JUGA:Dukung Kemajuan Perekonooian, Dansatgas Yonif 125/SMB Resmikan Pasar Tradisional di Papua
Dalam menghadapi ancaman yang bersifat asimetris, teori dari Kenneth Waltz yakni Neo-Realisme kami rasa ialah teori yang paling cocok untuk menggambarkan situasi riil yang sedang terjadi.
Neo-Realisme berpendapat bahwasannya negara masih mempunyai peran yang dominan dalam tatanan dunia internasional.
BACA JUGA:Tampil Garang Raider X – Prototipe Helikopter Scout’ Generasi Mendatang US Army,
Meskipun begitu neo-realisme pun juga memberi institusi-institusi internasional ruang untuk mengambil andil dalam tatanan masyarakat dunia sesuai dengan kapabilitas dan dengan penempatan struktur yang jelas.
‘Political structures are defined by their ordering principle, differentiation of functions and distribution of capabilities’ Burchil et al. (2005).
BACA JUGA:4 Dekade Melayang Diudara, Pesawat Tanker KC-10A Extender Resmi Jalani Misi Tempur Terakhirnya
Termasuk dalam kerjasama antar lembaga intelejen yang terjadi di dalam film ‘Zero Dark Thirty’ ini.
Yakni pihak CIA dengan aliansi intelejen NATO dengan badan intelejen Pakistan yaitu ISI.