Hal ini memungkinkan mereka menghasilkan produk-produk inovatif dan berkualitas tinggi.
Teknologi "Advance Manufacturing" memungkinkan mereka mengurangi produk cacat dan melindungi ide-ide mereka dari pencurian oleh pesaing.
Pada tahun 1954, Adidas memiliki peluang besar untuk mengendorse Timnas Jerman dalam Piala Dunia.
Namun, tawaran ini ditolak oleh Rudy Dassler karena kesombongannya, dan Adidas kalah dalam persaingan tersebut.
BACA JUGA:Dibalik Cantiknya Gunung Arjuno Ternyata Menyimpan Sejumlah Misteri yang Belum Terungkap!
Hal ini memungkinkan pelatih timnas Jerman, Sepp Herberger, untuk mendapatkan sponsor dari Adi Dassler, yang kemudian membawa Timnas Jerman menjadi juara Piala Dunia.
Keputusan Rudy ini kemungkinan merupakan salah satu momen paling menyesal dalam sejarah bisnis mereka.
Ketidaksepakatan antara kedua saudara ini juga berdampak pada komunitas lokal.
Klub sepak bola di kota asal mereka, Herzogenaurach, terbelah menjadi dua kubu yang mendukung Adidas dan Puma.
BACA JUGA:Fakta Menarik dan Unik Tana Toraja, Dari Wisata Hingga Kebudayaan
Sengketa ini bahkan memengaruhi gaya hidup warga, seperti tempat-tempat yang dikunjungi oleh karyawan dari masing-masing merek.
Namun, seiring berjalannya waktu, kedua merek ini tetap eksis dan berkontribusi besar pada dunia olahraga.
Mereka menjadi pesaing terbesar di pasar sepatu dan pakaian olahraga.
Adidas terus mendukung event-event besar, termasuk Olimpiade dan Piala Dunia.
BACA JUGA:Menguak Ratusan Makam Kuno di Aceh, Makam Siapa Saja!
Selain sejarah gelapnya, Adidas juga memiliki komitmen terhadap keberlanjutan dan dampak positif pada lingkungan.