Setelah tambang bawah tanah beroperasi penuh pada tahun 2021, produksi emas meningkat menjadi 1,3 juta ton dan terus tumbuh pada 2022, dengan target produksi emas Grasberg pada 2023 mencapai 1,8 juta ons.
Kabupaten Banyuwangi di Provinsi Jawa Timur juga merupakan salah satu daerah penghasil emas terkemuka di Indonesia.
Di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, terdapat Tambang Tujuh Bukit atau Tumpang Pitu.
Cadangan emas di sini mencapai 702.000 ons untuk tambang terbuka dan sekitar 28 juta ons emas untuk tambang bawah tanah, dengan perkiraan masa tambang hingga 40 tahun.
BACA JUGA:Kek Hotel Bintang 5 Berjalan, Ini 7 Bus Pariwisata Paling Mewah di Indonesia
Pada tahun 2022, Tambang Tujuh Bukit memproduksi emas sebesar 124.000 ons.
Pulau Halmahera di Provinsi Maluku Utara juga memiliki harta karun berupa Tambang Emas Gosowong.
Cadangan emas di Gosowong diperkirakan mencapai 860 ribu ons atau setara dengan 26,9 ton emas.
Tambang Emas Gosowong telah beroperasi sejak Juli 1999 dan saat ini menggabungkan metode penambangan bawah tanah, underhand/overhand cut & fill, dan long-hole stoping.
BACA JUGA:Mengulik Misteri Gunung Penanggungan yang Menyimpan Mitos Suara Misterius di Puncak Gunung
Selanjutnya, Desa Pujon di Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, juga dikenal sebagai "Desa Emas" karena hampir 99% penduduknya menambang emas sebagai mata pencarian utama.
Meskipun cadangan emas di wilayah ini mencapai sekitar 40 juta ton, kegiatan penambangan masih dilakukan secara sederhana oleh masyarakat lokal.
Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, juga mencatatkan kontribusinya dalam produksi emas Indonesia melalui Tambang Batu Hijau di Kecamatan Jereweh dan Sekongkang, Kabupaten Sumba.
Tambang ini telah beroperasi sejak tahun 2000 dan memiliki cadangan emas sekitar 9.190 juta ons. Hingga 2020, Batu Hijau telah memproduksi sekitar 8,7 juta ons emas.
Terakhir, Pulau Sumatra, khususnya Sumatra Utara, memiliki Tambang Emas Martabe yang dikelola oleh PT Agincourt Resources (PTAR).