BACA JUGA:BRAVO, Satgas Damai Cartenz Lumpuhkan 4 KKB di Pegunungan Bintang
Yang terletak persis di lepas pantai Kepulauan Mentawai dan Pulau Nias. Punggungan tersebut membagi Samudera Hindia menjadi Samudera Hindia Barat dan Timur.
Para ahli angkatan laut berpendapat bahwa pembagian jarak ini -dengan menjadikan Ninetyeast Ridge sebagai ‘basis’- penting untuk operasi kapal selam. Data tersebut akan membantu kapal selam Cina dalam meningkatkan aktivitas mereka di Samudera Hindia.
Pada bulan Agustus 2019, kapal survei Cina Shi Yan 1 sandar 460 km sebelah timur pulau Port Blair, India, di Teluk Benggala dan berujung diusir kapal perang Angkatan Laut India.
Pada bulan Desember 2019, kapal survei lainnya, Xiang Yang Hong 06, dilaporkan mengerahkan setidaknya 12 drone bawah laut di Samudera Hindia.
BACA JUGA:Satgassus Polri Lakukan Pencegahan Korupsi Illegal Drilling
UUV yang tahan lama ini melakukan perjalanan sekitar 12.000 km pada kedalaman 6,5 km dari permukaan laut untuk mengumpulkan data tentang arus dan sifat air.
Para ahli juga berpendapat bahwa kegiatan survei Cina di dekat Indonesia, kepulauan Andaman, dan Kepulauan Nikobar di India bertujuan untuk menemukan jaringan sensor ‘kail’ Angkatan Laut AS.
Jaringan tersebut dirancang untuk memberikan warning ke AL AS ketika kapal selam Cina memasuki Samudera Hindia.
BACA JUGA:TNI AL Operasikan Drone Intai, Berkemampuan Serang Schiebel Camcopter S-100
Sensor ‘kail’ AL AS disebut terletak dekat dengan ‘gerbang’ Samudera Hindia seperti selat Sunda dan Lombok, yang digunakan oleh kapal selam Cina untuk memasuki Samudera Hindia.
Perairannya yang dangkal membuat kapal selam rentan terdeteksi. Karenanya, Cina memandang perlu mengenal wilayah tersebut semaksimal mungkin. (*)