Frankenstein (1994), Kisah Klasik Tentang Obsesi Manusia Mengutak-Atik Alam dan Ilmu Pengetahuan (06)

Sabtu 30-09-2023,05:21 WIB
Reporter : BV
Editor : BV

BACA JUGA:Cantiknya Ratu Tribhuwana Tunggadewi, Wajar Saja Gajahmada Takluk dan Ambisi Mempersatukan Nusantara

Setelah dilanda kebuntuan ide (writer's block) yang menghancurkan jiwa, Goodwin mulai mengarang percakapan tentang galvanisme.

Yang antara lain mencakup stimulasi dan kontraksi otot lewat listrik, sebagai jalan yang mungkin untuk menghidupkan kembali mayat. 

Dia lalu menciptakan tokoh ilmuwan kompulsif yang mencoba menyiasati maut.

BACA JUGA:Misrteri Gerbang Kuno Majapahit, Peninggalan Ini Bernuansa Mistis

Yaitu dengan menciptakan kehidupan. Maka lahirlah mahluk ciptaan jenius Mary Shelley itu.

Dua abad setelah musim panas yang penuh berkah itu, monster Frankenstein sudah begitu mendarah daging dalam kesadaran budaya. 

Sehingga sulit untuk membayangkan bagaimana mengguncangkannya prospek mahluk kontradiktif ini pada generasi-generasi sebelumnya.

BACA JUGA:Sejarah Wahana Bermain Terbengkalai Taman Wonderia, Kini Menjadi Lokasi Uji Nyali!

Nyatanya, buku itu dicemooh seiring penerbitannya pada 1818 –ide membangkitkan mayat membangkitkan rasa jijik.

Betapa pun, cerita monster yang kurang sakral ini meresap juga ke berbagai lapisan masyarakat. 

Memicu kegilaan populer dunia sains, dan dilema etika serta potensi akibatnya yang mengerikan.

BACA JUGA:Misteri Taman Wonderia, Lokasi Bermain Dan Liburan Keluarga Yang Menjadi Gudangnya Kisah Horor!

Ya, hampir sama menakutkannya sekarang dengan 200 tahun lebih yang lalu. 

Frankenstein dalam film. Meski pada saat itu ada ketakutan terkait sains yang salah arah. 

Kategori :