Apakah Haji di Puncak Gunung Bisa Diterima? Inilah Fakta Tradisi Unik yang Masih Dilakukan Masyarakat SulSel!

Kamis 28-09-2023,05:36 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Jukik

PAGARALAMPOS.COM - Gunung Bawekaraeng, nama yang mungkin masih asing bagi sebagian orang, adalah salah satu permata tersembunyi di Sulawesi Selatan, Indonesia, yang patut diungkap keajaibannya. 

Terletak di daerah Kabupaten Gowa, Gunung Bawekaraeng adalah puncak tertinggi di Sulawesi Selatan dan merupakan destinasi yang menakjubkan bagi para pencinta alam dan pendaki. 

Namun, pesona gunung ini tidak hanya terbatas pada panorama alamnya yang menakjubkan. 

Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan yang mengungkap segala sesuatu yang istimewa tentang Gunung Bawekaraeng, mulai dari keindahan alam yang menawan hingga budaya lokal yang kaya dan unik.

 Mari kita telusuri bersama-sama pesona Gunung Bawekaraeng yang memukau dan mengejar petualangan di balik gunung ini yang masih belum banyak dijelajahi oleh banyak orang.

BACA JUGA:Ibu Gak Bisa Nolak Begituan dengan Anak Sendiri, Suku Polahi Masih Menjalankan Tradisi Unik Itu/

Profil Gunung Bawakaraeng

Gunung Bawakaraeng adalah salah satu gunung tertinggi di Sulawesi Selatan dengan ketinggian mencapai 2.840 meter di atas permukaan laut. 

Terletak di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, gunung ini juga dikenal sebagai titik terdingin di Sulawesi Selatan. 

Meskipun telah tidak aktif sebagai gunung api, kawahnya masih terlihat, menambah daya tarik alaminya.

Menurut Profesor Asri Jaya, seorang ahli geologi dari Universitas Hasanuddin, Gunung Bawakaraeng terbentuk dari batuan vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk dari pendinginan magma ketika sudah berbentuk lava atau fragmen beku di permukaan bumi. Pembentukan gunung ini terjadi sekitar 2 juta tahun yang lalu.

Arti Nama Gunung Bawakaraeng

Nama "Bawakaraeng" sendiri memiliki makna yang dalam. Secara harfiah, nama ini berarti "Mulut Tuhan" atau "Mulut Raja." 

BACA JUGA:Misteri Pintu Gerbang Majapahit, Peninggalan Paling Bersejarah Tapi Malah Ketinggalan Disini!

Kata "Raja" di sini merujuk pada penguasa manusia, sesuai dengan kepercayaan orang Makassar kuno yang berbentuk dinamisme, yakni keberadaan Batara sebagai penentu alur kehidupan manusia. 

Kategori :