BACA JUGA:Tradisi Suku Polahi yang Viral Karena Lakukan Pernikahan Sedarah oleh Ibu Kandung Sendiri!
Kamera akan menyoroti tempat sampah supaya kita berimajinasi tentang bau busuk.
Kamera menyoroti perempuan lalu membiarkan kita berimajinasi seperti apa wanginya.
Hal itu dikuatkan dengan reaksi karakter mencium wangi sesuatu.
BACA JUGA:Pernikahan Suku Polahi yang Mengegerkan Warga Soal Pernikahan Sedarah Oleh Ibu kandung Sendiri!
Nuansa vintage di sepanjang film pun berhasil disajikan dengan baik.
Yp. Sebuah pengalaman yang unik seperti ini jarang kita temui di film-film lain.
Film yang diadaptasi dari buku selalu punya masalah yang sama.
BACA JUGA:Ratusan TahunTerrjebak Tradisi Pernikahan Sedarah, Beginilah Nasib Keturunan Ras Suku Polahi
Ada beberapa adegan penting di dalam buku yang dianggap sulit untuk diadaptasi ke film.
Salahsatunya adalah adegan 'orgy' atau pesta seks, yang tentu saja agak sukar direalisasikan.
Dalam sebuah adegan, orang-orang yang mencium parfum Grenouille kemudian terlibat pesta seks.
BACA JUGA:Bernasib Mujur, Penemuan Istana 5 Ha Ternyata Kerajaan Berusia Ribuan Tahun Milik Raja Airlangga
Tapi untungnya, sang sutradara berhasil mengeksekusi adegan ini dengan baik.
‘Perfume: The Story of a Murderer’ nggak berjalan cepat, tapi efektif dalam membangun suasana menegangkan.
Yup, cerita tentang pembunuh berantai yang memiliki obsesi unik dikupas secara tuntas.