BACA JUGA:Listrik di Pasar Lematang Ternyata Ilegal, Ariadi : PLN, Kok Selama Ini Dibiarkan
Bahkan masing-masing suku itu memiliki kebudayaan serta bahasa yang berbeda.
Maka tidak heran jika suku pedalaman Jaguar Paw merasa asing melihat peradaban suku Maya.
Yang telah mampu mendirikan kuil dari batu sementara mereka sebatas memanfaatkan ranting di hutan.
BACA JUGA:Penjara sebagai Harga Kepemimpinan, Konflik Ideologi di Era Soekarno
Narasi ‘Apocalypto’ keseluruhan sudah logis sejalan dengan logika fiksi sejarah yang digabung dengan unsur thriller.
Adegan-adegan yang menampilkan kekerasan termasuk pertumpahan darah juga tidak berlebihan.
Karena sebenarnya didasari pada kekejaman suku Aztec [bukan Maya].
BACA JUGA:Misteri dan Mitos Gunung Bawakaraeng Hingga Naik Haji Di Puncak Gunung, Cek Faktanya!
Story Consistency (Konsistensi Cerita): Alur cerita film ini sudah konsisten.
Bagaimana para tokoh bereaksi terhadap situasi juga konsisten.
Jaguar Paw yang andal berburu menjadi tidak berdaya di tengah peradaban ‘kota’ Suku Maya.
BACA JUGA:Begini Tradisi Suku Indonesia Ini, Malam Pertama Unik dan Aneh Hingga Diluar Nalar
Akan tetapi ketika ia berhasil lolos ke dalam hutan, ia memanfaatkan pengetahuan dan keahliannya.
Ya, keahlian berburu di pedalaman untuk mengalahkan musuh yang lebih terbiasa di kota atau di lahan terbuka.
Hal ini tentu saja logis dan konsisten karena sifat dasar serta keahlian Jaguar Paw tidak serta-merta berubah-ubah mengikuti lokasi keberadaannya.