PAGARALAMPOS.COM – Kemudian tak lupa pelayanan para tamu yang dibuat secara personal.
Dilanjutkan hidangan yang disajikan secara bertahap, agar menambah nilai plus di mata pelanggan.
Kesenjangan sosial perihal cita rasa makanan: Pada awalnya film ini memang sedikit membingungkan.
BACA JUGA:Mengulik Fakta Menarik Yongtai, Kota Benteng Serupa Penyu Peninggalan Dinasti Ming
Karena kalau anda sudah membaca sinopsisnya terlebih dahulu, maka ekspetasi anda tentang juru masak yang berfokus membangun karirnya melalui restoran.
Tapi, sajian cerita ini bermula dengan sistem yang dianut kala itu.
Yakni hanya kalangan atas yang berhak memakan hidangan mewah yang memiliki cita rasa melimpah.
BACA JUGA:Peninggalan Paling Bersejarah Di Indonesia, Kisah Pintu Gerbang Majapahit Kuno Ini Bikin Takjub!
Kemudian menu-menu hidangan dimasak oleh koki yang berpengalaman dan andal. Ya, kesenjangan ini begitu terlihat.
Bagaimana masyarakat kelas bawah yang hanya bisa menikmati makanan berupa roti dan kaldu sebagai makanan sehari-hari mereka.
Berbeda jauh dengan kalangan atas yang memilih menu makanan berbeda setiap harinya.
BACA JUGA:Terlaris Dipasaran Indonesia!! Inilah Rekomendasi Ban Motor Dengan Jaminan Kualitas Terunggul
Bahkan Pierre pun pernah diremehkan, karena memilih membuka sebuah restoran yang mengharuskannya memasak lebih banyak untuk para pelanggan yang bukan hanya dari kalangan atas, tapi ada kalangan menengah serta kalangan bawah.
Apalagi diketahui sebelumnya Pierre adalah juru masak yang andal serta terkenal di sebuah istana.
BACA JUGA:Daya Tahan Baterai Infinix Zero X Pro 4500mAh yang Tidak Main-main!