PAGARALAMPOS.COM - Di dalam jantung hutan belantara Papua, tersembunyi sebuah masyarakat yang menjalani kehidupan yang benar-benar unik.
Mereka adalah Suku Dani, kelompok etnis yang dikenal karena praktik mumifikasi yang langka dan membingungkan.
Salah satu aspek paling mencolok dari budaya mereka adalah cara mereka memperlakukan jenazah para panglima perang; alih-alih mengubur mereka, mereka memilih untuk menjadikan mereka mumi.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi tradisi yang mengejutkan ini, mengungkap rahasia di balik mumifikasi Suku Dani yang masih memukau dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang mencari pengalaman budaya yang unik di pedalaman Papua.
Setelah proses ini selesai, jasad kepala adat tersebut dipindahkan ke dalam Honai, rumah tradisional suku Dani.
BACA JUGA:Dijamin Paling Awet? Inilah 4 Merk Ban Motor Yang Terbaik Di Indonesia
Biasanya, mumifikasi ini hanya dilakukan pada orang-orang yang memiliki kedudukan penting dalam masyarakat, seperti kepala suku, panglima perang, atau individu yang berjasa.
Tradisi mumifikasi suku Dani di Papua telah berlangsung selama berabad-abad.
Yang membuat mumifikasi Suku Dani unik adalah mumi mereka memiliki ciri khas berupa warna hitam pekat, posisi tubuh duduk dengan kepala yang menengok ke atas, dan mulut yang terbuka lebar.
Usia mumi dapat dilihat dari kalung yang melingkar di sekitar leher mumi. Setiap lima tahun sekali, mereka mengadakan upacara penghormatan dengan mengalungkan satu kalung baru pada leher mumi.
BACA JUGA:Dijamin Paling Awet? Inilah 4 Merk Ban Motor Yang Terbaik Di Indonesia
Di Wamena, terdapat total tujuh mumi yang tersebar di berbagai distrik.
Tidak hanya sebagai penghormatan, mumi-mumi ini juga berfungsi sebagai peninggalan sejarah yang mencapai usia 200 hingga 300 tahun.
Mumi-mumi tersebut tersebar di Distrik Kurulu, Distrik Assologaima, dan Distrik Kurima.
Namun, perlu dicatat bahwa suku Dani tidak memperlihatkan mumi perempuan, mereka meyakini bahwa hal tersebut akan membawa malapetaka.