Walau terlihat sederhana, tapi cukup memberi kesan betapa besar risiko yang dipertaruhkan oleh mereka berada di Benghazi.
Interaksi mereka juga cukup memperlihatkan mereka punya kedekatan secara emosional.
Sehingga terlihat mereka begitu berusaha menyelamatkan satu sama lain.
BACA JUGA:Mengulik Kisah Sejarah Piramida Dibangun Oleh Raksasa yang Tertuang di Al-Qur'an
Bersikap Netral: Cerita film ‘13 Hours: The Secret Soldiers of Benghazi’ diadaptasi dari buku karangan Mitchell Zuckoff berjudul ‘13 Hours: The Insident Account of What Really Happened in Benghazi’.
Bukunya sendiri berdasarkan pada kisah nyata di tahun 2012, ketika Khadafi dilengserkan. Libya menjadi lahan perebutan kekuasaan antar milisi termasuk di Benghazi.
BACA JUGA:Penuh Misteri, Inilah 7 Sosok Pahlawan yang Hilang di Tengah Perang tanpa Jejak
Tim GRS diserang oleh kelompok militan Ansar al-Sharia yang merupakan Muslim.
Tapi film ini mencoba bersikap netral dengan memperlihatkan komunitas Muslim berbeda dari kelompok tersebut lewat beberapa adegan.
Di antaranya ada ketika tim GRS sedang berjaga sampai subuh, warga Muslim sekitar melaksanakan ibadah salat subuh.
BACA JUGA:Demi Pertahankan Tradisi Nenek Moyang dan Keturunan, Suku Polahi Tetap Jalankan Pernikahan Sedarah
Ada juga Muslim yang ramah menyapa serta menonton tayangan sepakbola walau di sekitar ada baku tembak.
Film ‘13 Hours: The Secret Soldiers of Benghazi’ seperti ingin menampilkan bagaimana peperangan dan perebutan kekuasaan hanya akan membawa kerugian.
Nyawa melayang begitu saja ditampilkan dengan adegan menyentuh.
BACA JUGA:Embat Saudara Sendiri! Inilah Tradisi Unik dan Aneh Suku Pedalaman Di Gorontalo
Salahsatunya adalah pada adegan seorang istri yang menangisi suaminya yang merupakan anggota milisi harus tewas karena terkena ledakan.