Pada suatu malam yang dingin, saat pertunjukan wayang sedang berlangsung, angin kencang tiba-tiba bertiup dengan hebat.
Pohon-pohon tumbang, beberapa di antaranya menimpa panggung utama hingga rubuh, dan seluruh kru pewayangan yang sedang pentas tewas secara tiba-tiba.
Kejadian mengerikan itu menyisakan bekas trauma bagi masyarakat setempat.
Dusun Sepayung kemudian berganti nama menjadi Dusun Dalangan, sebagai penghormatan bagi seluruh kru pewayangan yang tewas dalam tragedi tersebut.
Dan di dekat pintu masuk Gunung Telomoyo, terdapat puluhan makam kuno yang menjadi saksi bisu dari kejadian tragis tersebut.
BACA JUGA:Indonesia! Misteri dan Keunikan Tradisi Kawin Tangkap di Sumba
Gunung Telomoyo memiliki dua jalur pendakian.
Selain jalur yang dapat dilalui dengan kendaraan motor, terdapat juga jalur khusus untuk pendakian, yang biasanya lebih sepi dan sering digunakan oleh pendaki yang ingin bermalam dengan mendirikan tenda.
Sayangnya, kejadian-kejadian mistis sering ditemui para pendaki di jalur ini.
Salah seorang pendaki pernah mengalami pengalaman yang aneh ketika bermalam di puncak Gunung Telomoyo.
Dia mencium aroma ubi bakar yang menyengat, kemudian berubah menjadi aroma busuk bangkai hewan, lalu wangi mawar, dan terakhir melati.
BACA JUGA:Indonesia! Misteri dan Keunikan Tradisi Kawin Tangkap di Sumba
Kejadian itu juga dialami oleh hampir semua rekan pendaki yang berada di sekitarnya.
Meskipun aneh dan menakutkan, mereka mencoba untuk berpikir positif dan tidak terlalu mempermasalahkan kejadian tersebut.
Pendakian di malam hari juga menghadirkan kejadian misterius lainnya.
Beberapa pendaki pernah mendengar suara hiruk-pikuk keramaian seperti sedang berada di pasar di luar tenda.