Ngeri Sihh! Inilah Tradisi Kawin Tangkap di Sumba yang Lagi Viral

Senin 11-09-2023,15:17 WIB
Reporter : Elis
Editor : Elis

PAGARALAMPOS.COM - Tradisi kawin tawang yang terjadi di wilayah Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi sorotan  dalam beberapa waktu terakhir.

Sebuah video yang merekam adegan seorang perempuan berpakaian adat "menculik" seorang perempuan di tempat umum telah menimbulkan kejadian di masyarakat.

Pada artikel kali ini kami akan menjelaskan pengertian tradisi fotografi pernikahan, cara pelaksanaannya menurut tradisi Sumban, dan mengapa tradisi ini  kontroversial.

Bagaimana tradisi pernikahan lewat penangkapan?

BACA JUGA:Satlantas Goes To Shcool, Ini Pesan AKP Teguh Hidayat Kepada Pelajar

Perkawinan tawanan adat merupakan salah satu bentuk perkawinan  berdasarkan pengaturan adat di wilayah Sumba, NTT. Praktek ini memiliki nama yang berbeda-beda, seperti Wenda Mawine, Yappa Mawinni dan Kedu Ngidi Mawine, tergantung  dialek dan wilayah  Sumba.

Tradisi ini konon merupakan warisan nenek moyang masyarakat Sumba yang diwariskan secara turun temurun.

Praktik kawin paksa ini tunduk pada peraturan ketat berdasarkan hukum perkawinan adat Sumban.

Tradisi ini tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, dan sosok perempuan yang menjadi calon pengantin wanita biasanya dipilih dari keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan erat dengan keluarga calon mempelai pria.

BACA JUGA:Gelar Latpra Ops Stop Karhutla Musi 2023, Kapolres Pagar Alam Pesanya Begini!

Tujuan dan Sejarah Tradisi Kawin Tangkap

Tradisi kawin tangkap dilakukan dalam konteks kekerabatan keluarga, klan, atau suku, dengan salah satu tujuannya adalah untuk mengikat hubungan kekerabatan.

Hal ini menjadi alasan mengapa perempuan yang akan menjadi calon mempelai wanita biasanya dipilih dari keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan erat dengan keluarga calon mempelai pria.

Selain itu, tradisi ini juga menjadi upaya para pria Sumba untuk keluar dari budaya matriarki yang dominan dalam tradisi masyarakat Sumba.

BACA JUGA:Kawin Tangkap, Warisan Budaya atau Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan?

Kategori :