PAGARALAMPOS.COM – Level Mike udah enggak lagi main-main sama ketegangan yang dibantu jumpscare. Melainkan lebih banyak menggodok hubungan antarkarakter, hubungan karakter dengan masa lalunya.
Kemudian cara karakter tersebut dengan masalah yang dihadapinya.
BACA JUGA:Terpukau, Bentuk Penghormatan Kepada Leluhur Suku Dani Papua dan Tradisi Pengawetan Jasad
Nah, itulah yang ditonjolkan juga dalam Doctor Sleep. Bukan karena ada hantu, iblis, atau orang kesurupan.
Bukan juga karena ada pembunuh berdarah dingin yang berkeliaran.
Doctor Sleep justru kembali ke akarnya horor klasik yang tau bagaimana menampilkan ketakutan terbesar manusia.
BACA JUGA:Nah, Jajaki Wisata Alam Lumajang, Pencinta Keasrian Semesta Wajib Nyamperin Ini
Sekaligus menempatkan jumpscare yang tepat guna. Nonton ‘Doctor Sleep’ rasanya kayak nonton salahsatu episode Twilight Zone. Di satu sisi terasa magis, di sisi satunya terlihat kelam.
Di sisi lainnya indah karena pendekatan imajinatif yang mempermainkan pikiran.
Sambil melepas teror, ‘Doctor Sleep’ juga terasa menyenangkan.
Enggak ada tekanan, cuma letupan perasaan yang lepas selama nonton film ini.
Entah itu takut atau pun lega karena teror udah berakhir. Jadi, rasanya kayak naik roller coaster dengan trek yang panjang.
Awalnya lambat, datar, tapi semakin lama semakin cepat, naik-turun, tiba-tiba belok, bikin syok.