Namun, ada pula pendapat yang menyebut bahwa istilah ini berasal dari bahasa Mandarin. Kapal Jung menjadi simbol kekuatan maritim Majapahit pada masa itu.
Pada era Kerajaan Majapahit, Kapal Jung digunakan sebagai kapal angkut militer yang luar biasa.
Armada kapal ini dibuat dengan ukuran yang besar dan kuat, mampu menampung hingga 800 prajurit dalam satu kapal.
Apalagi armada terbesar dari kapal perang Jung Majapahit terdiri dari 400 yang terbagi dalam 5 armada. Ukuran kapal ini mencapai 50 depa atau sekitar 100 meter.
BACA JUGA:Benarkah Akibat Penjajahan, Tradisi Perkawinan Suku Polahi Jadi Seperti Ini
Tidak hanya digunakan untuk tujuan militer, Kapal Jung kemudian juga berfungsi sebagai kapal dagang.
Dengan ukuran yang besar dan daya angkut yang tinggi, kapal ini menjadi pilihan yang baik untuk mengangkut barang dagangan di wilayah Asia Tenggara.
Kapal Jung memiliki dimensi yang mengesankan. Ukuran terbesarnya mencapai 50 meter dengan kemampuan mengangkut hingga 1.000 ton beban.
Dalam perbandingan dengan kapal Laksamana Cheng Ho, kapal Jung memiliki keunggulan dalam hal ukuran dan daya angkut.
BACA JUGA:Bahaya Perkawinan Sedarah Tak Dikenal Oleh Suku Pedalaman Gorontalo Ini, Kok Bisa?
Kapal Laksamana Cheng Ho memiliki kapasitas angkut sekitar 275-500 ton, jauh lebih kecil dibandingkan Kapal Jung.
Yang membuat Kapal Jung menonjol adalah pembuatannya yang sepenuhnya menggunakan kayu, tanpa menggunakan bahan besi.
Kapal ini memiliki struktur yang kuat dengan pasak yang dipasang secara kokoh untuk memastikan setiap bagiannya tetap terjaga.
Dinding kapal terbuat dari lapisan-lapisan papan kayu jati terbaik, dan kapal ini dilengkapi dengan jenis layar besar dan busur penggerak angin.
BACA JUGA:Sumpah Palapa Ditertawakan! Namun Berhasil Dibuktikan Oleh Gajah Mada Dan Ratu Majapahit
Kapal Jung Majapahit mendapatkan pengakuan yang luas di dunia maritim pada masa itu.