PAGARALAMPOS.COM - Memang kehidupan saat ini sudah banyak berubah dibandingkan jaman dulu, serba modern.
Namun, meski kita berada di zaman modern, hal tersebut tidak banyak berpengaruh pada salah satu suku terasing di hutan pedalaman ini, yakni suku Polahi.
Pasalnya, hingga saat ini suku Polahi ini selalu memilih hidup menyendiri di dalam hutan.
Dan yang paling mengejutkan dari suku Polahi ini adalah budayanya yaitu hubungan darah yang masih terjalin hingga saat ini. Apakah anda ingin mengetahui lebih lanjut? Nah simak penjelasannya pada artikel dibawah ini.
Masyarakat Indonesia mempunyai kebudayaan yang beragam dan unik. Salah satunya adalah Suku Polahi, suku terasing yang tinggal di kawasan Hutan Gorontalo.
BACA JUGA:Ternyata Pencairan Klaimnya Cepat, BRI Life Memang Oke Banget
Orang Polahi diyakini sebagai bekas pengungsi yang menghindari penjajahan Belanda dan menjadikan hutan sebagai tanah air mereka hingga saat ini.
Suku Polahi dikenal sebagai masyarakat terasing yang tinggal di hutan-hutan di dalam wilayah Gorontalo.
Menurut legenda, mereka akan datang dari buronan kolonial Belanda yang memutuskan hidup mengasingkan diri di hutan untuk menghindari penjajahan.
Sejak saat itu, mereka menjadi suku terasing yang masih eksis hingga saat ini.
BACA JUGA:Danrem 143/HO Sambut Personel Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 725/Woroagi Selesai Tugas di Papua
Kawasan hutan pedalaman Provinsi Gorontalo, seperti Boliyohuto, Paguyaman, dan Suwawa, telah dihuni suku Polahi sejak abad ke-17.
Istilah “Polahi” dalam bahasa Gorontalo berasal dari kata “Lahi-lahi” yang artinya melarikan diri atau melarikan diri.
Menurut catatan sejarah yang ada, suku Polahi sebenarnya adalah warga Gorontalo yang melarikan diri ke hutan karena pemimpin mereka di masa penjajahan Belanda tidak mau ditindas oleh penjajah.
Oleh karena itu, orang Gorontalo menyebut mereka Polahi, yang secara harfiah berarti "pelarian".