Kawin dengan Ibu Kandung Sendiri? Netijen Sebut Masa Iyah Tega, Inilah Tradisi Nyeleneh Suku Polahi Gorontalo

Selasa 29-08-2023,20:39 WIB
Reporter : Devi
Editor : Devi

PAGARALAMPOS.COM - Kawin dengan Ibu Sendiri? Netijen Sebut Masa Iyah Tega, Inilah Tradisi Nyeleneh Suku Polahi Gorontalo.

Hidup di hutan pedalaman dan terasing dari dunia luar menjadikan suku di Indonesia ini memiliki tradisi yang tak wajar yaitu kawin sedarah bahkan dengan ibu kandung sendiri.

Suku asli Indonesia memiliki ciri khas tersendiri disetiap masing-masing adat hingga kebiasaannya di Indonesia Dengan banyaknya keunikan

Salah satunya adalah Suku Polahi, suku terasing yang hidup di hutan pedalaman Gorontalo. 

 

Warga dari Suku Polahi ini masyarakatnya diyakini sebagai pengungsi zaman dahulu yang menghindari penjajahan Belanda dan menjadikan hutan sebagai tempat tinggal mereka hingga saat ini.

BACA JUGA:Masa Iya, Suku Ini Lakukan Tradisi Nyeleneh Dengan Melakukan Perkawinan Sedarah Termasuk Ibu Kandung!

Dari cerita yang banyak beredar, Suku Polahi ini adalah kelompok masyarakat Gorontalo yang melarikan diri ke dalam hutan pada abad ke-17 untuk menghindari penjajahan dan pembayaran pajak ke penjajah Belanda.


Asal Usul Suku Polahi yang Terasing Sehingga Sebabkan Perkawinan Sedarah!-foto : net-

Diketahui Suku  ini masih hidup Hingga saat di pedalaman hutan daerah Boliyohuto, Paguyaman, dan Suwawa di Provinsi Gorontalo.

BACA JUGA:Fakta Unik Nusantara! Tradisi Suku Polahi Yang Menikah Dengan Saudara Kandung

Dalam kamus bahasa Gorontalo, kata "Polahi" berasal dari kata "Lahi-lahi" yang memiliki arti "pelarian" atau "sedang dalam pengungsi".

Hal ini menggambarkan kondisi suku Polahi saat itu, mereka melarikan diri dari penyelarasan dan menjalani kehidupan di hutan, terutama di lereng Gunung Boliyohuto di Desa Tamaila Utara, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo.

Menurut catatan sejarah yang ada, suku Polahi sebenarnya adalah warga Gorontalo yang melarikan diri ke hutan karena pemimpin mereka di masa penjajahan Belanda tidak mau ditindas oleh penjajah.

Oleh karena itu, orang Gorontalo menyebut mereka Polahi, yang secara harfiah berarti "pelarian".

Kategori :