Misteri yang menyelimuti pembuat situs ini masih belum terpecahkan hingga saat ini. Penduduk setempat percaya bahwa batu-batu berwujud manusia ini digunakan untuk memuja leluhur.
BACA JUGA:Menjelajahi Peninggalan Megalitik Bengkulu: Dari Menhir hingga Waruga dan Maknanya
Batu-batu ini menjadi perantara antara manusia, pencipta, dan leluhur di dunia lain.
Tidak hanya memiliki nilai sejarah, Lembah Bada juga menawarkan keindahan alam yang memikat, memungkinkan pengunjung untuk berselancar sambil menikmati seni masa lalu.
3. Situs Megalitikum di Pulau Nias, Sumatera Utara
Kebudayaan megalitikum masih hidup dan kuat di Pulau Nias hingga saat ini. Tradisi penggunaan batu dalam berbagai aspek kehidupan masih terjaga, seperti dalam tradisi lompat batu dan makam batu.
Sementara modernisasi telah merambah, kebudayaan ini masih tetap terjaga dan menjadi bagian yang unik dari identitas masyarakat.
BACA JUGA:Menyingkap Rahasia Situs Batu Bedil: Peninggalan Megah dari Era Megalitikum Kerajaan Sriwijaya
Pulau Nias memiliki sejumlah situs megalitikum yang menakjubkan. Di antaranya adalah Kota Gunung Sitoli, Hilimawaliwa'a di Desa Idano Gawo, Baladano Laina di Mandrehe, dan Tetegewo di Hilisawoete.
Biasanya, situs ini memiliki menhir, patung osa-osa, neogadi, owo-owo, dan dudukan batu bernama daro-daro.
4. Situs Megalitikum Kampung Bena, NTT
Kampung Bena, di Nusa Tenggara Timur, adalah contoh lain dari pemukiman megalitikum yang masih bertahan hingga hari ini.
Dalam lingkungan ini, tradisi masa lalu masih berada dijunjung tinggi, mulai dari pembangunan rumah hingga penggunaan batu dalam ritual Makam dan persembahan.
BACA JUGA:Situs Batu Bedil: Jejak Megalitikum di Kerajaan Sriwijaya yang Penuh Misteri
Kini, di Kampung Bena, terdapat sekitar 40 rumah tradisional berderet yang mengelilingi bangunan pusat yang terbuat dari batu.
Setiap harinya, wisatawan lokal dan internasional berdatangan untuk menyaksikan dan menghormati kebudayaan yang masih terjaga hingga saat ini.