Proses pernikahan yang mudah serta lokasinya yang jauh dari pusat kota memberikan keleluasaan bagi mereka untuk menjalankan praktik ini tanpa terdeteksi oleh masyarakat luas.
2. Asal Usul "Kampung Janda"
Istilah "Kampung Janda" tidak muncul begitu saja. Awalnya, beberapa orang hebat dan kaya datang ke wilayah ini untuk menikahi perempuan muda atau istri simpanan.
BACA JUGA:Istana Ini Ditemukan Di Tengah Hutan Jawa, Benarkah Milik Raja Airlangga 1000 Tahun Lalu?
Mereka bahkan memberikan fasilitas seperti rumah, mobil, dan tempat usaha sebagai bagian dari perjanjian pernikahan.
Fenomena ini menciptakan citra wilayah ini sebagai tempat di mana praktik nikah di bawah tangan sangat lazim terjadi.
3. Jasa Nikah Siri Mudah dan Sesuai Kaidah Agama
Dalam kaitannya dengan praktik nikah di bawah tangan, berbagai jasa nikah instan juga hadir di berbagai wilayah di sekitar Bogor.
BACA JUGA:Viral! 5 Kampung Janda yang Ada di Indonesia ini Bikin Geleng Kepala
Penyedia jasa, seperti Ika di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, menawarkan layanan pernikahan yang sesuai kaidah agama dengan proses yang mudah.
Ia menegaskan bahwa kepastian, keberadaan wali, dan saksi merupakan syarat sah nikah sesuai syariat agama.
Dengan tarif yang terjangkau, jasa-jasa semacam ini menawarkan alternatif bagi mereka yang ingin menikah secara cepat dan mudah.
BACA JUGA:Selain Kampung Janda, Ternyata juga Ada Kampung Nikah Siri di Bogor
4. Kampung Wangun 3, Nikah di Usia Dini
Di samping Kampung Siri, Kampung Wangun 3 di Desa Karangtengah, Kecamatan Babakanmadang, juga memiliki ciri khasnya sendiri.
Di wilayah ini, fenomena menikah di usia dini sangat umum terjadi. Banyak wanita yang baru berusia 15 tahun telah menikah, bahkan ada yang telah menjadi janda.