PAGARALAMPOS.COM - Sepanjang sejarah Indonesia, tokoh Soekarno memiliki pengaruh besar dalam pembentukan negara dan ideologi bangsa.
Salah satu aspek yang membentuk citra Soekarno sebagai seorang pemimpin adalah asal usul Marhaenisme, sebuah ideologi yang diciptakannya dengan Pancasila.
Ideologi ini membawa pesan kuat tentang pemerataan ekonomi dan perlindungan hak-hak pekerja.
Sebagai bagian dari kisah ini, penting untuk dipahami bahwa benih-benih Marhaenisme sudah ada di benak Soekarno sejak usia dua puluhan.
Meskipun belum terstruktur secara jelas menjadi kesatuan gagasan atau gerakan tertentu, ideologi ini berkembang dari pengamatannya terhadap lingkungannya.
BACA JUGA:Jaga kesehatan Anda! 7 Pengawet Makanan Alami dan Sehat
Observasi tersebut mengarahkan perhatiannya pada sebagian besar penduduk kepulauan Hindia Timur, yang sebagian besar adalah pekerja kecil.
Mereka hanya cukup untuk menjaga kelangsungan hidup, namun tidak cukup untuk mengangkat harkat sosial, politik, atau ekonomi mereka.
Soekarno menyadari bahwa kelompok ini bukanlah proletar, sebagaimana yang sering diidentifikasi oleh aktivis komunis pada masa itu.
Namun, pemecahan atas pertanyaan ini tidak ditemukannya melalui telaah ilmiah atau diskusi dengan kawan-kawannya.
BACA JUGA:Diduga Sangat Tua! Istana Kuno Zaman Kerajaan Hindu-Buhda Ditemukan Di Jawa Timur
Ironisnya, jawaban ini muncul ketika ia sedang membolos kuliah dan bersepeda tanpa arah di sekitar Bandung.
Perjalanan acak ini membawanya ke sebuah persawahan di Selatan Bandung, di mana ia melihat seorang petani berbaju lusuh yang sedang mencangkul sendirian di petak sawahnya.
Melalui percakapan dengan petani itu, Soekarno mendapatkan pencerahan.
Ia menyadari bahwa orang pekerja kecil yang memiliki alat produksi sendiri tidak hanya memiliki lahan kecil untuk pertanian, tetapi juga alat-alat seperti cangkul dan bajak untuk mengolah tanah.