Dengan bahaya yang menunggu di luar gedung gereja, John menolak permintaan tersebut dan meluangkan sisa hari dengan minuman keras.
Keputusan tersebut berubah ketika sekelompok tentara Jepang datang dan mencari wanita-wanita untuk diperkosa.
Para pelacur berhasil melarikan diri ke tempat perlindungan di bawah gereja, sedangkan murid-murid gereja tersebut berhasil ditangkap.
BACA JUGA:WOW! Inilah Tradisi Suku Pernikahan di Indonesia yang Bikin Aneh!
John yang tanpa sadar telah mengenakan jubah pastur, terbangun oleh kericuhan yang terjadi di luar kamar tidurnya.
Setelah beberapa saat mencari tempat berlindung di dalam lemari pakaian sang pastur, John sadar bahwa ia sedang mengenakan jubah pastur dan terdorong untuk melindungi murid-murid gereja tersebut yang hendak diperkosa.
BACA JUGA:WOW! Ternyata Ini Peradaban Atlantis yang Selama Ini Diperdebatkan!
Sayangnya, usahanya saat itu tidak mengurungkan sifat kebinatangan para tentara untuk tetap memerkosa gadis-gadis kecil tersebut.
Hingga akhirnya sniper tentara China yang menitipkan temannya yang terluka di gereja tersebut mulai membunuh dan memancing tentara Jepang keluar dari gereja.
Horror di Nanking semasa pendudukan Jepang: Adegan serangan sniper tersebut merupakan satu-satunya aksi baku tembak yang menghiasi The Flowers of War dan dikemas dengan sangat baik.
BACA JUGA:Bikin Ga Nikmat, Inilah tradisi Aneh Pernikahan di Suku Indonesia, Cek ada Ga Suku kalian!
Setelah penonton diajak untuk merasakan ketakutan dan kebencian terhadap kebuasan tentara Jepang ketika mengejar para murid, aksi tentara China ini menjadi padanan yang memuaskan dan melegakan.*