Mereka hidup kira-kira sekitar abad ke-8 SM. Nabi Salih AS adalah rasul yang diutus kepada mereka untuk mendakwahkan tauhid.
Selain memiliki kekuatan fisik, kaum Tsamud juga mahir di bidang seni pahat.
Karena itu, mereka bisa memotong batu-batu besar di lembah untuk dijadikan tempat tinggal.
Dengan kemampuan seni memahat, mereka mengukir relief-relief cantik di dinding istana-istana mereka.
BACA JUGA:Peninggalan Zaman Megalitikum di Kabupaten Jember, Mengungkap Peradaban Manusia di Pulau Jawa!
Nabi Hud di utus pada kaum Ad awal. Kaum Ad kedua berasal dari Qahthan dan Saba’ di wilayah Yaman.
Beberapa pendapat sejarawan mengatakan bahwa kaum Ad kedua adalah kaum Tsamud. “Dan sesungguhnya Dialah yang telah membinasakan kaum Ad awal.” An-Najm (53): 50
Dalam riwayat tentang utusan kaum Ad yang pergi ke Makkah, terdapat beberapa pendapat.
Muhammad bin Ishaq berpendapat bahwa mereka adalah kaum Ad yang sama dengan kaum yang di dakwahi Nabi Hud.
BACA JUGA:Peninggalan Zaman Megalitikum di Kabupaten Jember, Mengungkap Peradaban Manusia di Pulau Jawa!
Di katakan bahwa Hud dan pengikutnya telah berpindah ke tempat lain sehingga tidak terkena azab.
Muhammad bin Ishaq melanjutkan bahwa kaum Ad yang ada di Makkah selamat dan keturunan mereka yang kemudian di kenal sebagai kaum Ad akhir.
Ibnu Katsir berpendapat bahwa riwayat tersebut membicarakan mengenai kaum Ad kedua.
Hal ini di sebabkan bahwa dalam riwayat tersebut di sebutkan mengenai Makkah, padahal Makkah baru di bangun pada masa Ibrahim.
BACA JUGA:Wow Ini 6 Desa Wisata Situs Megalitikum Indonesia, 2 Diantaranya Ada Di NTT!
Gaya bahasa dari syair yang di lantunkan Mu’awiyah bin Bakr juga bukan ciri khas kaum Ad awal.