Namun, jika hamparan sawah itu diapit oleh tebing tebing tegak lurus menjulang setinggi sekitar 150 meter hingga 200 meter, orang pasti akan berdecak kagum.
Pemandangan itu bisa dilihat di Lembah Harau, Keindahan masih bertebaran di dataran tingginya. Di sana ada cagar alam dan suaka margasatwa. Lembah Harau seluas 270,5 hektare/2.705 km² .
Tempat ini ditetapkan sebagai cagar alam sejak 10 Januari 1993.
BACA JUGA:Merinding! Ini 5 Misteri dan Mitos Gunung Bromo Jawa Timur, Pengunjung Wajib Tahu
Di cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harau terdapat berbagai spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi yang dilindungi, plus sejumlah binatang langka asli Sumatra.
Monyet ekor panjang (Macaca fascirulatis) merupakan hewan yang acap terlihat di kawasan ini.
Kawasan Objek wisata Lembah Harau ini terdiri dari 3 (tiga) kawasan: Resort Aka Barayu, Resort Sarasah Bunta, dan Resort Rimbo Piobang.
Pada resort Aka Barayun yang memiliki keindahan air terjun yang mempunyai kolam renang, yang memberikan nuansa alam yang asli juga berpotensi untuk pengembangan olahraga panjat tebing karena memiliki bukit batu yang terjal dan juga mempunyai lokasi yang bisa memantulkan suara (echo).
BACA JUGA:Seru! Inilah 5 Destinasi Wisata Alam Asyik untuk Ngegrill di Jawa Timur
Jika dikaitkan dengan bahasa lokal Harau berarti ‘parau’ atau bersuara serak.
Konon katanya pada zaman dahulu penduduk yang tinggal di atas Bukit Jambu( salah satu bukit di harau) sering terkenan bencana banjir dan longsor sehingga menyebapkan kepanikan.
Mereka sering berteriak-teriak histeris sehingga lama-lama suara mereka menjadi parau.
Sedangkan legenda lain yang populer di masyarakat setempat mengenai terbentuknya Harau adalah legenda Puti Sari Banilai.
Di masa lalu, berlayarlah Maulana Kari, Raja Hindustan bersama permaisuri Sari Banun untuk merayakan pertunangan anaknya Sari Banilai dengan Bujang Juaro.
Sebelum berlayar, dua anak manusia ini bersumpah jika Sari Banilai mengingkari janji pertunangan, dia disumpah menjadi batu.