Karena di setiap kunjungan saya ke negara lain, mereka selalu menanyakan mengenai yang berkaitan dengan peluru.
BACA JUGA:Kasad Thailand Uji Coba Menembak Senjata Terbaru Produksi Pindad
Dan sekarang dunia memang kekurangan peluru. Sebelum di beri PMN, produksi pindad untuk peluru adalah 275 juta butir/tahun.
"Setelah diberi PMN sebesar 700 miliar, produksinya meningkat menjadi 415 juta butir/tahun,” tutur Bapak Joko Widodo.
Presiden RI juga menyampaikan prospek industri pertahanan dalam negeri di masa depan terbuka lebar dan berpesan untuk membuka kolaborasi dengan mitra-mitra strategis untuk percepatan pengembangannya.
“Saya hanya ingin menggaris bawahi bahwa industri pertahanan di negara kita memiliki prospek yang baik," lanjut Jokowi.
BACA JUGA:Gubernur Akmil Terima ALat Instruksi dan Munisi Saat Kunjungi Pindad
Proskepk ini harus dikembangkan baik yang berkaitan dengan peluru, kendaraan, senjata semuanya. Karena permintaannya banyak, imbuhnya.
"Tadi di rapat intern tadi saya sampaikan bahwa akan lebih baik kalau kita bermitra atau mencari partner agar pengembangannya bisa lebih cepat,” pungkas Bapak Joko Widodo.
PT Pindad sebagai industri pertahanan dalam negeri memiliki fasilitas produksi di Bandung untuk produk senjata dan kendaraan khusus.
Khusus untuk produk munisi berbagai jenis, PT Pindad memiliki fasilitas produksi yang berlokasi di Turen, Malang.
BACA JUGA:Yuk Intip Jenis Senjata Serbu Produksi Pindad, Akurasi Target Tiada Tanding
Pbarikasi ini beeeran sangat vital dalam memenuhi kebutuhan amunisi TNI & Polri.
Menempati lahan seluas 164 hektar, fasilitas produksi munisi PT Pindad terdiri dari Area Produksi Munisi Kaliber Kecil, Area Produksi Munisi Khusus (Pyrotechnics),.
Termasuk area Produksi Detonator, Area Produksi Munisi Kaliber Besar & Roket hingga Lapangan Balistik 200 m & 1.000 m.
Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose menjelaskan, kemampuan fasilitas produksi Divisi Munisi yang menghasilkan berbagai jenis.