PAGARALAMPOS.COM - Sungguh menakjubkan, para peneliti berhasil menemukan 3 ton logam mulia dan pasi peredam gempa di gunung padang yang ada di cianjur, jawa barat, indonesia.
Nah, hingga saat ini, bangsa pemilik logam mulia dan pasir perdeam gempa ini masih menjadi tanda tanya besar di masyarakat.
Pasalnya, para ahli sampai sekarang masih terus melakukan pendalaman pada temuan yang dimaksud, dan belum bisa menyatakan logam mulai dan pasir peredam gempa ini peninggalan bangsa dan peradaban apa.
Penasaran seperti apa logam mulia dan pasir peredam gempa tersebut? langsung saja simak penjelasan lengkapnya dalam artikel dibawah ini.
BACA JUGA:Wajib Kalian Tahu! Inilah 7 Candi dan Kuil Kuno Terbesar di Dunia! Simak Nama dan Lokasinya Disini!
Banyak t emuan di Gunung Padang, seperti adanya pintu tersembunyi dan logam mulia yang menimbulkan kehebohan dan dugaan usia Situs ini yang mencapai ribuan tahun.
Penelitian juga menyebut situs ini mungkin dibangun oleh leluhur bangsa ini, sejak 11.000 tahun lalu dan hal ini dapat mengubah pemahaman sejarah dunia.
Debat antara ahli mengenai batu-batu di Gunung Padang yang merupakan artefak atau hasil alami masih terus berlanjut sampai saat ini.
Uji pemindaian di laboratorium diharapkan memberikan pemahaman lebih mendalam, tentang sejarah situs dan artefak Gunung Padang. Situs megalitikum yang menarik perhatian penelitian arkeologi dan geologi.
BACA JUGA:Waw, Berusia Lebih 13 Ribu Tahun, 3 Ton Logam Mulia di Temukan Di Gunung Padang, Simak Ulasanya!
Gunung Padang, sebuah situs megalitikum yang terletak di sekitar Cianjur, Jawa Barat, telah menjadi pusat perhatian dalam penelitian arkeologi dan geologi.
Situs ini menawarkan artefak dan struktur yang menarik, termasuk sebuah benda yang disebut sebagai Kujang Gunung Padang. Namun, temuan ini telah memicu meluasnya kalangan ahli.
Kujang Gunung Padang adalah sebuah benda yang memiliki bentuk mirip senjata, dengan bagian pegangan seperti pinggang dan bagian bilah yang bifasial, artinya kedua sisinya memiliki ketajaman yang sama.
--
Benda ini terbuat dari batu dan ditemukan di lokasi yang diyakini telah dihuni sejak minimal 5200 SM. Artefak ini menarik perhatian peneliti, terutama karena kemiripannya dengan senjata suku Sunda tradisional, kujang.