PAGARALAMPOS.COM - Kerinci, sebuah wilayah di Provinsi Jambi, terkenal dengan sebutan "Sakti Alam Kerinci" karena keindahan alamnya yang memukau.
Julukan alternatif yang sering digunakan adalah "Potongan Surga yang Jatuh ke Bumi," yang menggambarkan kecantikan luar biasa dari lingkungan tersebut.
Walaupun demikian, di balik keindahannya, Kerinci juga menjadi tempat berbagai cerita mistis dan legenda yang telah berlangsung sejak zaman dahulu.
Salah satu misteri yang masih belum terpecahkan hingga saat ini adalah keberadaan "uhang pandak" atau makhluk pendek. Keberadaan mereka menjadi topik perdebatan dan menjadi bagian dari cerita rakyat Kerinci.
BACA JUGA:Suku Ini Masih Menjalankan Tradisi Unik Tapi Aneh Yakni Pernikahan Sedarah, Rasanya Slebew Banget!
Menurut cerita yang beredar di Kerinci, uhang pandak dipercaya sebagai perwujudan arwah nenek moyang yang sering disebut sebagai "ninek" oleh masyarakat setempat.
Uhang pandak memiliki penampilan yang menyerupai gabungan antara monyet dan manusia, dengan tinggi sekitar 50 cm, dan yang paling mencolok adalah kaki mereka yang terbalik.
Kaki terbalik artinya tumit berada di depan dengan jari kaki menghadap ke belakang.
Kisah tentang sosok uhang pandak sangat melegenda hingga saat ini, diyakini sosok ini sering terlihat di hutan-hutan kawasan Kerinci, termasuk di kaki Gunung Kerinci.
Cerita mistis tentang uhang pandak ini telah menarik perhatian dunia internasional.
Seorang jurnalis Inggris bernama Debbie Martyr, yang juga merupakan sahabat dari penulis artikel ini, pernah menuliskannya di media massa Inggris.
Hal ini membuatnya tertarik untuk melakukan penelitian di Taman Nasional Kerinci Seblat, termasuk daerah Kerinci, pada periode 1994-1998.
Menurut cerita yang beredar, beberapa orang di masa lalu pernah bertemu dengan uhang pandak, namun makhluk tersebut dengan cepat menghilang dan sulit ditangkap.
Seperti memiliki kekuatan gaib yang membuatnya sulit dikendalikan. Menurut penelitian Debbie, uhang pandak mirip dengan orangutan tetapi lebih banyak berada di darat dan tidak hidup di pohon.