Unik! Situs Gunung Padang Erat Kaitannya Dengan Angka 5, Ini Penjelasannya!

Kamis 06-07-2023,13:02 WIB
Reporter : Sandi
Editor : Sandi

PAGARALAMPOS.COM - Kemegahan dan keindahan situs purbakala Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat menyembunyikan sejuta rahasia. Tim peneliti masih belum dapat menentukan asal usul struktur megalitik yang berusia lebih dari 10.000 SM itu.

Batu yang digunakan untuk pertapaan dan jejak kaki harimau berukuran besar ditemukan di gunung di Desa Cimanggu, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, memperkuat cerita para leluhur tersebut. 

Pada batu tersebut terdapat ukiran yang menyerupai jejak kaki, mirip telapak kaki macan dewasa.

Di dekat batu tersebut terdapat tulisan "Batu Tapak Maung" yang berarti telapak kaki harimau atau macan dalam bahasa sunda.

Situs ini diyakini erat kaitannya dengan angka lima. Selain bebatuan bersegi lima, situs ini dikelilingi lima gunung, yakni Gunung Batu, Pasir Pogor, Kancana, Gede, dan Pangrango.

BACA JUGA:Wah! inilah Fakta Menarik Gunung Padang, Salah Satunya Ada Jejak Kaki Harimau di Bebatuan

Sejak ditemukan pertama kali oleh NJ Krom pada tahun 1914, Gunung Padang telah dianggap sebagai situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara.

Bahkan, berdasarkan penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan American Geophysical Union 2018, Gunung Padang dianggap sebagai bangunan bersejarah tertua di dunia.

Bagi para pengunjung yang beruntung, mereka dapat menginjakkan kaki dan menyaksikan secara langsung keajaiban Gunung Padang dari dekat.

Pengalaman tersebut tentunya menggugah rasa ingin tahu dan kekaguman terhadap warisan sejarah yang luar biasa ini.

BACA JUGA:Batu Harimua, Menggali Misteri Megalitikum Gunung Padang, Membuka Tabir Sejarah dan Prasejarah Dunia!

Dalam konteks kebudayaan megalitikum, Robert von Heine-Geldern, seorang etnograf, sejarawan, dan arkeolog asal Austria, mengungkapkan bahwa ada dua gelombang kebudayaan megalitikum yang mempengaruhi Indonesia.

Pertama adalah Megalitikum Tua yang datang pada era Neolitikum (2500-1500 SM). Kebudayaan ini dibawa oleh pendukung kebudayaan Kapak Alun-Alun (Proto Melayu).

Contoh struktur bangunan dari era Megalitikum Tua meliputi menhir, punden berundak-undak, dan arca-arca statis.

Kedua adalah Megalitikum Muda, yang masuk ke Indonesia pada era Perunggu (1000-100 SM). Kebudayaan ini dibawa oleh pendukung kebudayaan Dongson (Deutro Melayu).

Kategori :