Palon Juga mengatakan jika dirinya adalah seorang Semar. Menurut kepercayaan Jawa, Semar merupakan utusan gaib Gusti Kang Murbeng Dumadi atau Tuhan Yang Maha Kuasa.
BACA JUGA:Situs Indonesia Mirip Situs Irlandia? Wisata Gunung Padang Gegerkan Dunia Arkeolog
Ia mengatakan Tugasnya Yaitu menjaga manusia untuk menjalankan perintah-Nya dari Gusti Kang Murbeng Dumadi.
"Apakah paduka lupa akan arti nama hamba, Sabda Palon? Sabda artinya ucapan, Palon artinya ketetapan. Naya artinya wajah, Genggong artinya langgeng tak berubah. Jadi ucapan hamba ini adalah ketetapan," tambahnya.
Sabda Palon mengaku malu kepada bumi dan langit karena tidak bisa menjaga Prabu Brawijaya. Sebelum berpisah untuk selamanya, Sabda Palon mengucapkan bahwa bangsa Jawa akan bangkit setelah 500 tahun dengan agamanya yang lamanya.
Suatu saat nanti tanah Jawa akan kembali makmur dan tenteram seperti di awal. Namun, jika ada manusia Jawa yang menolaknya, maka akan dihancurkan menjadi makanan setan.
--
BACA JUGA:13 Fakta Unik Gunung Padang, Nomor 11 Bikin Bangga Seluruh Indonesia!
Adapun Tanda-tanda terjadinya ramalan itu adalah Gunung Merapi meletus dan laharnya mengalir ke Barat Daya, serta berbau tidak sedap.
"Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widi bahwa segalanya harus bergantian," ujarnya.
Dia juga mengatakan, ada waktu yang paling sengsara di Tanah Jawa, yaitu terjadi pada tahun Lawon Sapta Ngesthi Aji.
Ibarat orang yang menyeberang sungai sudah di tengah-tengah, tiba-tiba sungainya langsung banjir besar.
BACA JUGA:Indonesia Dan Irlandia Memiliki Persamaan? Inilah Situs Megalitikum Yang Terkenal Di 2 Negara Ini
Pada masa itu, akan banyak korban jiwa. Bahaya itu akan tersebar di seluruh Tanah Jawa dan tidak bisa dihindari.
Ramalan Sabda Palon di atas sudah banyak terbukti. Mulai dari bencana alam, kekeringan, hingga saling perang antara-saudara yang menewaskan ribuan, hingga jutaan jiwa pada tragedi berdarah PKI pada 1965-1966.
Kini bencana datang bertubi-tubi, mulai dari gempa yang menewaskan ratusan jiwa hingga banjir, seperti orang yang menyeberang sungai sudah di tengah-tengah, tiba-tiba banjir besar.