Tahukah Anda Antologi Film ‘Horor Ringan’ Namun Cukup Penting Sebagai Legasi Kultur Horor Dunia? (01)

Jumat 30-06-2023,14:50 WIB
Reporter : BV
Editor : BV

Kalau biasanya novel atau cerpen buatan Stephen King kemudian diadaptasi menjadi film, dalam Creepshow untuk pertamakalinya Stephen King justru menulis secara khusus UNTUK dijadikan film.

Dan ini sekaligus menjadi debutnya menulis screenplay. 

BACA JUGA:Warisan Budaya yang Menakjubkan, Ternyata Suku Palembang Telah Menyebar Sejak Lama di Tempat Ini

Selain George Romero dan Stephen King, ada nama lain di balik tim pembuat Creepshow yang sama-sama tidak asing, minimal untuk para penggila film horor 80-an. 

Era sebelum CGI (efek spesial buatan komputer) merajarela dalam film horor; 

Era di saat efek-efek dalam film horor masih banyak dibuat menggunakan make-up, boneka, darah palsu, hingga robot. 

BACA JUGA:Batik Berperan Penting sebagai Alat Diplomasi Budaya

Ia adalah Tom Savini, seorang ahli special effect paling jenius dalam dunia film horor pada masanya. 

Dan namanya menjadi legenda tersendiri bagi para pencinta film horor. 

Savini adalah orang yang bertanggungjawab atas semua penerapan practical effect zombie;

kepala pecah, rahang lepas, isi perut terburai, dan lain sebagainya dalam beberapa film horor 80-an. 

BACA JUGA:Sudah Perlukah Sentra Budaya dan Seni di Pagaralam Setelah 22 Tahun?

Karyanya bisa dilihat dalam film-film seperti Martin (1978), Friday The 13th (1980), Maniac (1980), The Prowler (1981), hingga semua tubuh manusia yang terpisah dan semua zombie dalam Day of the Dead (1985). 

Karena Tom Savini pulalah, saya menjadi seorang pengapresiasi film-film horor yang masih menggunakan efek-efek praktikal/prostetik, dan bukan CGI. 

BACA JUGA:Bukti Peninggalan Etnis Tionghoa Yang Pengaruhi Budaya Suku di Sumsel, Pernah Ditawar Pengusaha Brunei 50 M

Kalau kalian penasaran dengan wajahnya, kalian bisa lihat Tom Savini sebagai cameo dalam epilog Creepshow.

Kategori :