Daerah ini kemudian dikenal dengan istilah Beringin Janggut. Keraton Kuta Gawang kini berada di kompleks PT Pusri, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia.
Dari bentuknya, keraton ini menandai adanya akulturasi kebudayaan antara budaya Jawa dan Melayu, yang kemudian disebut dengan kebudayaan Palembang.
Setelah kehancuran Kerajaan Palembang, maka lahirlah Palembang yang memiliki kepribadian sendiri dan merasakan hak kemerdekaan sendiri pula, yaitu Kesultanan Palembang Darussalam.
Pada tahun 1659, di Palembang juga berdiri sebuah kesultanan yang memiliki corak tersendiri dan berbeda dengan Kerajaan Palembang sebelumnya, yaitu Kesultanan Palembang Darussalam.
Pendiri kesultanan ini adalah Sultan Jamaluddin atau dikenal dengan sebutan Sultan Ratu Abdurrahman Kholifatul Mukminin Sayidul Iman, yang pada masa akhir hayatnya bergelar Sunan Cinde Walang.
Silsilah Sultan Kerajaan Palembang dan Kesultanan Palembang Darussalam
Silsilah berikut ini akan dibagi berdasarkan dua bentuk periodeisasi, yaitu periode Kerajaan Palembang (sebagai cikal bakal Kesultanan Palembang) dan periode Kesultanan Palembang Darussalam itu sendiri.
1. Periode Kerajaan Palembang:
Ario Abdillah (Ario Dila, sebelumnya bernama Ario Damar) (1455-1486)
Pangeran Sedo Ing Lautan (1547-1552)
Kiai Gede Ing Suro Tuo (1552-1573)
Kiai Gede Ing Suro Mudo (Kiai Mas Anom Adipati Ing Suro) (1573-1590)
Kiai Mas Adipati (1590-1595)
Pangeran Madi Ing Angsoko (1595-1629)
Pangeran Madi Alit (1629-1630)
Pangeran Sedo Ing Puro (1630-1639)