Sebelum Kesultanan Palembang Darussalam sebagai kesultanan yang lebih bercorak Melayu ini berdiri.
Sebenarnya sudah ada Kerajaan Palembang terlebih dahulu (sebagai cikal bakal nantinya).
Sebelum Kerajaan Palembang (Palembang Lama) berdiri, Kota Palembang sudah ada terlebih dahulu sebagai salah suatu wilayah kekuasaan Majapahit pada saat itu.
Kesultanan Palembang Darussalam berdiri selama hampir dua abad, yaitu sejak tahun 1659 hingga tahun 1825.
Sebelum kesultanan ini berdiri sebenarnya telah ada terlebih dahulu Kerajaan Palembang yang merupakan cikal bakal berdirinya Kesultanan Palembang Darussalam.
Bedanya dengan Kerajaan Palembang, Kesultanan Palembang Darussalam lebih bercorak Islam.
Hal ini dikarenakan menerapkan syariat Islam serta menjadikan Al-Quran dan hadits sebagai konstitusi pemerintahan.
Sejarah Kerajaan Palembang
Kerajaan Palembang berdiri sekitar abad ke-15 Masehi. Ario Damar merupakan pendiri kerajaan ini.
Ia sebenarnya mewakili Kerajaan Majapahit di Palembang Lamo (atau nantinya disebut Kerajaan Palembang), dengan gelar Adipati Ario Damar.
Adipati Ario Damar berkuasa antara tahun 1455 hingga tahun 1486. Ketika ia datang ke Palembang, rakyat dan penduduk di daerah ini sebenarnya sudah masuk Islam.
Diperkirakan, ia akhirnya ikut memeluk Islam dengan mengubah namanya menjadi Ario Abdillah atau Ario Dillah (dalam bahasa Jawa, dillah berarti lampu).
Ario Dillah pernah mendapat hadiah dari Prabu Kertabumi Brawijaya V, yaitu diberikan salah seorang selirnya yang berketurunan China dan telah memeluk Islam bernama Puteri Champa.
Ketika dibawa ke Palembang, Puteri Champa tengah mengandung. Lahirlah kemudian seseorang bernama Raden Fatah di istana Ario Dillah yang dulu dinamakan Candi Ing Laras.
Raden Fatah kemudian dididik oleh Ario Dillah dengan pengetahuan Islam yang kemudian mengantarkan dirinya sebagai ulama besar.
Anak kandung Ario Dillah sendiri yang merupakan hasil perkawinan dengan Puteri Champa adalah Raden Kusen. Jadi, Raden Fatah adalah saudara lain bapak dengan Raden Kusen.