Kembali Imam Hanafi heran. Agar ucapan anak tersebut tidak salah akhirnya beliau berupaya sholat 1000 rakaat setiap malam.
BACA JUGA:Bagaikan Misteri Aneh! Ke 3 Pendekar Tersakti Tanah Jawa Ini Menghilang Entah Kemana
Hingga suatu hari muridnya datang dan berkata, bahwa gurunya (Imam Hanafi) menurut warga tidak pernah tidur malam.
Imam Hanafi pun menjawab bahwa dirinya tidak akan tidur malam, untuk membenarkan ucapan warga.
Muridnya pun kembali bertanya, kenapa gurunya tersebut sampai melakukan hal tersebut.
Imam mengatakan bahwa, agar dirinya tidak termasuk orang yang Allah gambarkan dalam QS Ali Imran.
BACA JUGA:Apakah Alasan Keturunan Adipati Cepu Dilarang Mendaki Gunung Lawu? Ini Kata Prabu Brawijaya
“Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab yang pedih".
Maksud Imam Hanafi sangat baik, yakni agar anggapan orang lain menjadi benar dan dirinya merasa malu dianggap diluar yang orang lain ucapkan.
Beliau melakukan itu bukan untuk dipuji, melainkan agar sama dengan yang orang ucapkan atau bahkan melebihi.
BACA JUGA:Menjadi Sasaran Arkeolog Dunia! Berikut Inilah Fakta Mencengangkan Gunung Padang
Demikianlah Imam Hanafi atau Abu Hanifah, kisahnya membuat pelajaran agar kita tidak mudah bangga dengan pujian.
Mengapa Waliyullah Diberi Karomah?
Dimasa para nabi, orang tidak heran dengan kisah-kisah Mukjizat yang diterangkan dalam Al-Qur’an.
Namun berbeda dengan umat semakin jauh dari masa kenabian, umat bakal bertanya-tanya tentang kebenaran kisah-kisah tersebut. Di benak sebagian umat, mereka bertanya-tanya, apa benar kisah-kisah dalam Al-Qur’an itu, hanya fiktif atau legenda belaka?
BACA JUGA:Benarkah Ada Suku di Sumatera Selatan yang Keturunan Tionghoa? Yuk Simak Penjelasannya Disini