Konon kekuasaan kerajaan Majapahit membentang begitu luas, namanya disegani berbagai kerajaan di Asia.
Meski berhasil mempersatukan wilayah Nusantara, Majapahit tidak bisa menguasai Pajajaran atau Sunda yang kecil.
BACA JUGA:Terkenal Dengan Kekuatan Militer Besar, Tapi Ternyata Gagal Menguasai Kerajaan Kecil Ini!
Kerajaan Sunda bukanlah kerajaan lemah.
Pusat pemerintahan atau ibu kota terakhir Pajajaran sebelum hancur oleh pasukan Islam dari Demak dan Banten berada di sebuah kota bernama Dayo.
Para ahli meyakini, Dayo yang dimaksud adalah kawasan yang meliputi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor di Jawa Barat saat ini.
Raja memiliki istana yang sangat megah, dibangun dengan 330 pilar kayu setinggi lima depa, dengan ukiran indah di atasnya.
BACA JUGA: Mahkota Kerajaan Majapahit Ditemukan! Warga di Blitar Jawa Timur Dibuat Heboh
Kemudian pada 1856, Administrator orientalis dan kolonial John Crawfurd (1783-1868), berhasil memecahkan soal misteri lokasi Kota Dayo.
Lokasi Keraton Pakuan terletak pada lahan lemah duwur.
Yakni di atas bukit yang diapit oleh tiga batang sungai berlereng curam, yakni Cisadane, Ciliwung (Cihaliwung) dan Cipaku (anak Cisadane).
Kemudian, di tengahnya mengalir Sungai Cipakancilan yang ke bagian hulu sungainya bernama Ciawi.
BACA JUGA:Kok 4 Merk Aki Motor Ini Bisa Terbaik di Indonesia? Begini Penjelasannya!
Pakuan terlindung oleh lereng terjal pada ketiga sisinya, namun di sisi tenggara kota berbatasan dengan tanah datar dan terdapat benteng (kuta) yang paling besar, pada bagian luar benteng terdapat parit yang merupakan bentuk negatif dari benteng tersebut.
Tanah galian parit itulah yang diperkirakan untuk dijadikan bahan pembangunan benteng.
Ibu Kota Pajajaran sempat berpindah-pindah dari Galuh, Pakuan, Saunggalah, Pakuan, Kawali, dan Pakuan.