Dalam Sanghyang Siksakandang Karesian disebutkan, hanya panglima peranglah yang tahu 20 strategi ini. (Saleh Danasasmita, dkk., 1987).
Adapun strategi perang yang dipakai oleh Kerajaan Sunda-Galuh-Padjadjaran pada masanya, diantaranya yakni:
1. Makarabihwa.
Cara mengalahkan musuh dengan tidak berperang. Mengalahkan musuh dari dalam musuh itu sendiri, dengan menggunakan kekuatan pengaruh. Praktik merusak kekuatan musuh dari dalam agar merasa kalah sebelum berperang.
BACA JUGA:Fotografer Profesional Puji Kemampuan Kamera Samsung Galaxy A54 5G
2. Katrabihwa
Posisi prajurit saat menyerang musuh, ada yang ditempatkan di atas, biasanya dengan menggunakan senjata panah, dan prajurit yang di bawah, biasanya menggunakan tombak dan berkuda.
3. Lisangbihwa
Sebelum perang dimulai, Panglima Perang/Hulu Jurit mengumpulkan pasukan tempurnya agar seluruh prajurit berteguh hati menjadi pasukan yang berani dan bersemangat berperang untuk mengalahkan musuh walaupun kekuatan lebih kecil.
BACA JUGA: Mahkota Kerajaan Majapahit Ditemukan! Warga di Blitar Jawa Timur Dibuat HebohBACA JUGA: Mahkota Kerajaan Majapahit Ditemukan! Warga di Blitar Jawa Timur Dibuat Heboh
4. Singhabihwa
Mengalahkan pertahanan musuh dengan cara menyusup. Para penyusup merupakan tim kecil yang jumlahnya hanya lima orang, terdiri atas ahli perang, ahli strategi, dan ahli memengaruhi musuh.
Musuh terpengaruh oleh strategi yang kita lancarkan sehingga pada tahap ini musuh hancur oleh pikirannya sendiri. Waktunya sangat lama.
Baru 4 Strategi yang mimin ungkapkan dalam cerita ini, masih 16 startegi lagi akan dibahas di artikel berikutnya.
BACA JUGA:Terkenal Dengan Kekuatan Militer Besar, Tapi Ternyata Gagal Menguasai Kerajaan Kecil Ini!
Namun demikian cerita mengenai penaklukan kerajaan Majapahit yang gagal ini, tetap menjadi cerita tersendiri dan menjadi bahasan para sejarahawan Indonesia.