Bahkan jika kita di zaman sekarang ini sering mendengar istilah yang menyebutkan bahwa nenek moyang kita adalah seorang pelaut, memang narasi itu bukan hanya sebuah nyanyian semata, tetapi kenyataan yang tidak bisa terbantakan.
Banyak yang meyakini kehebatan para pendahulu kita dalam mengarungi Lautan lepas dengan Armada Perangnya.
Khususnya untuk bidang navigasi maritim, maka orang Jawa pada zaman dulu sangat masyhur karena pengalaman.
Sebagian kelompok sejarawan menyatakan pendapat bahwa Jung juga merupakan serapan dari bahasa Mandarin.
BACA JUGA:Prabu Wijaya Kutuk Gunung Lawu, Adakah Hubunganya Dengan Cerita Mistisnya?
Yang pasti, wilayah pelayaran Kapal Jung sebagai kapal militer bersejarah adalah wilayah laut selatan.
Ukurannya memang sangat besar pada zamannya, bahkan sampai muat 1.000 penumpang.
Konon, Lebih Tangguh dari Kapal Laksamana Cheng Ho
Sumber sejarah lainnya dari literatur kebudayaan Melayu mengungkapkan bahwa kapal tersebut adalah dari Jawa.
BACA JUGA:Patih Gajah Mada, Panglima Perang Majapahit Yang Sangat Ditakuti!
Mengingat bahannya dari kayu jati yang saat itu hanya bisa tumbuh di Jawa. Sejarawan China juga menyebut bahwa Jung sempat berlayar ke perairan daratan China Selatan sampai ke ‘kepulauan rempah-rempah’ yaitu Indonesia.
Bukan hanya untuk kebutuhan aktivitas perjalanan militer atau misi kerajaan lain. Namum eksplorasi lautan pada zaman dulu menjadi sebuah seni dan keahlian yang penting.
Itulah mengapa, persiapan armada sebisa mungkin dibuat spektakuler dan sangat kuat.
Dari segi ukuran, ternyata kapal ini lebih masih besar dari ukuran kapal pasukan Laksamana Cheng Ho. Ukuran panjangnya adalah 50 meter dengan kekuatan membawa beban maksimal 1.000 ton.
Sementara itu, kapal Laksamana Cheng Ho berkekuatan 275-500 ton.