BACA JUGA:Masih Hits, Inilah 8 Wisata Air Terjun yang Punya Keindahan Memukau di Lampung
BACA JUGA:Jelajahi 9 Kolam Pemandian Air Panas Terbaik di Sekitar Bandung, Wisata yang Cocok Menyegarkan Tubuh
Sejarah Puyang Serunting Sakti
Serunting, atau Serunting Sakti, adalah nama yang sering dipakai untuk sosok ini di Sumatera bagian selatan, termasuk di Sumsel, Jambi, Bengkulu, dan Lampung. Legenda ini menggambarkan Serunting sebagai pendekar yang baik hati dan bijaksana.
Menurut versi Suku Gumay Besemah, Pangeran Sukemilung adalah keturunan Diwe Gumai yang beristrikan anak Ratu Bengkulu. Diwe Gumai dikenal karena perannya dalam menyudahi perang antara Bengkulu dan Aceh.
Dari pernikahan tersebut, Diwe Gumai memiliki dua anak, Ratu Iskandar Alam dan Ratu Selibar Alam. Ratu Selibar Alam pergi ke Pagaruyung dan keturunannya ada di Minangkabau. Ratu Iskandar Alam memiliki beberapa keturunan, termasuk Ratu Semenggali dan Ratu Berdjunjang Sakti.
BACA JUGA:Pesona Pantai di Lampung Selatan, Liburan Hemat, Tiket Masuknya Cuma 10.000an
BACA JUGA:Wisata Memanjakan Lidah di Payakumbuh, Ada Kuliner Minang Yang Bikin Ngiler
Pangeran Sukemilung, atau Si Pahit Lidah, memiliki sembilan anak dari dua istri yang dikenal sebagai Puyang Sembilan Berawek. Anak-anaknya menyebar di berbagai daerah di Sumatera.
Di antara nama-nama yang digunakan untuk Si Pahit Lidah adalah Diwe Sekilung, Diwe Serunting, dan Diwe Malin Pati. Setiap nama mencerminkan aspek berbeda dari kehidupannya.
Artikel ini bertujuan untuk berbagi informasi dan perspektif tentang legenda ini, dan kami menyambut setiap koreksi dan tambahan dari pembaca untuk menjaga akurasi sejarah dan warisan budaya ini.