BACA JUGA:Andalkan Pemandangan Selat Sumbawa, Desa Wisata Labuhan Lombok Tembus ADWI 2023
Dia menambahkan, ada skala tingkat suhu api yang menjadi patokan untuk penanganan kebakaran. Skala itu diurutkan berdasarkan alfabet ‘A’ hingga ‘F’, dari suhu terendah hingga tertinggi.
Pada skala tersebut, panas api yang dihasilkan baterai EV diklasifikasikan pada kategori ‘F’ dengan rerata suhu 1.600 derajat celsius.
Berbanding jauh dengan api hasil kebakaran biasa yang ada di kategori ‘D’ dengan rerata suhu 800 derajat celsius. “Sebagai konteks, logam mulai meleleh pada suhu 1.000 derajat celsius. Jadi bisa dibayangkan seberapa panas api akibat kebakaran EV,” ujar Randall.
Penyebab kedua yang membuat kebakaran mobil listrik sangat susah dipadamkan adalah karena adanya thermal runaway.
BACA JUGA:Air Terjun Temam Lubuklinggau, Destinasi Wisata Alam yang Memukau
Randall menjelaskan, ini adalah situasi ketika api bisa menyala kembali secara mendadak. “Sering ditemukan kasus mobil listrik kebakaran dan disemprot damkar.
Api sempat mati, tapi beberapa menit berselang langsung menyala lagi. Inilah yang dinamakan thermal runaway,” ujarnya.
Satu-satunya cara untuk memadamkan kebakaran mobil listrik secara efektif adalah dengan menggunakan senyawa kimia khusus yang berfungsi sebagai penetralisasi reaksi pemicu api. “Ini sepenuhnya topik kimia, intinya adalah harus ada senyawa khusus yang bisa memecah chemical reaction dari kebakaran supaya api padam. Dari yang awalnya reaktif menjadi netral,” ujarnya.
Untuk diketahui, Randall telah melakukan penelitian terhadap api baterai sejak tahun 1984.