Tim Budaya Ekspedisi Hunian Purba Sebagai Kekayaan Budaya Lokal Besemah Sumsel

Rabu 24-05-2023,01:30 WIB
Reporter : Pidi
Editor : Jukik

PAGAR ALAM,  PAGARALAMPOS.COM – Penyebaran situs cagar budaya di wilayah Kota Pagar Alam menjadi salahsatu temuan yang menandakan adanya peradaban purba di tanah Besemah.

Oleh karenanya peninggalan kuno sebagai kekayaan budaya lokal terus dilakukan penelusuran oleh Tim Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pagar Alam setiap adanya temuan ataupun informasi peninggalan.

Beberapa waktu lalu, informasi adanya temuan gua di kawasan Dusun Talang Camai, Kelurahan Selibar, Kecamatan Kota Pagar Alam ditindaklanjuti oleh Tim Kebudayaan dengan melakukan ekspdisi ke lokasi yang diduga sebagai hunian manusia purba ataupun dimasa megalit.

Pantauan di lapangan, ekspedisi yang dilakukan dengan melibatkan warga setempat dengan melakukan perjalanan sekitar satu jam yang ditempuh dengan jalan kaki dari pemukiman warga.

BACA JUGA:KETAHUI DARI SEKARANG! Mulai Dari Bukit Gajah, Ternyata 12 Tempat ini Pernah Disinggahi 'Si Pahit Lidah'

Medannya, harus dilalui dengan melintasi trek tebingan curam.

Goa yang diceritakan warga berada di aliran sungai berbadas batu yang berada persis dipinggiran badas aliran air terjun, berukuran lebar sekitar 5 meter dengan kedalaman sekitar 4 meter.

Di lokasi lainnya, ada yang berada di dinding badas air terjun dengan ketinggian sekitar belasan meter dari permukaan tanah dan sulit untuk jangkau. Seperti penuturan Jimi Pasla (38) didampingi Erwin (30) warga setempat mengaku, penduduk dusunnya menyebutnya ‘groak’ atau ‘luang naga’ (goa) berada di daerah aliran air terjun. “Jarang warga yang mendekati lokasi tersebut. Karena berbau mistis (angker).

BACA JUGA:Cerita Di Balik Aksara Surat Ulu, Berawal Dari Kisah Putri Negeri Bawah Angin

Belum lagi lokasinya sulit untuk dijangkau, karena harus menuruni jurang perbukitan,” kata dia seraya mengatakan tempatnya tersebar di tiga lokasi. Sementara, Refdinal didampingi Ronal, Arkeolog Disdikbud Kota Pagar Alam mengatakan, setelah tim melakukan croscek langsung melihat lebih dekat lokasi masih belum berani menyimpulkan goa yang dimaksud, apakah dahulunya hunian manusia purba.

“Salahsatu lokasinya, memang memiliki ruang cerukan cukup dalam namun didalamnya belum kita temukan peninggalan kuno,” kata. Peninggalan dimaksud seperti kapak batu, ataupun tengkorak manusia. “Biasanya, goa hunian manusia purba yang hidupnya nomaden (berpindah) aman untuk untuk ditinggali.

BACA JUGA:Melihat Sejarah Kehidupan Zaman Megalit di Pagar Alam, Kompleks Ibadah, Pemukiman Hingga Pekuburan

Selain tidak ekstrim seperti berada di aliran sungai atau air terjun biasanya ada peninggalan yang demikian, bahkan terdapat relief gambar disekitar bebatuan goa,” kata dia seraya menyimpulkan kemungkinan lokasi ini terbentuk secara alami oleh kikisan aliran air sungai, dengan sebutan cerukan. Ekspedisi yang dilakukan Tim Kebudayaan tak lain sebagai upaya mempelajari kekayaan budaya Kota Pagar Alam yang berupa situs cagar budaya.

Ekspedisi yang kita lakukan ini untuk memastikan keberadaan peninggalan situs baik itu megalit, ataupun hunian purba seperti yang dituturkan warga setempat.

Jikapun temuannya memang benar-benar ada tentunya menjadi asset budaya Kota Pagar Alam.

Kategori :