Pasalnya, mereka bisa saja membuat worms atau program lain yang bersifat merusak.
Data pribadi yang dicuri oleh hacker ini bisa saja dijual di black market atau ke organisasi kriminal, atau bisa juga disalahgunakan untuk keperluan lainnya.
Biasanya, niat hacker black hat adalah untuk mendapatkan keuntungan dari segi uang, menjadi terkenal dengan nama alias tertentu, atau untuk melakukan tindak kriminal saja.
BACA JUGA:Tebusan Rp 500 Juta Taruhan Nyawa 4 Pekerja BTS Yang Disandera KKB di Okbibab
2. White Hat
Beda dengan black hat, hacker white hat memiliki motif yang baik.
Mereka biasanya adalah programmer, developer, atau orang yang jago di bidang teknologi tetapi tidak menyalahgunakan kemampuan tersebut.
Peretas white hat juga biasa disebut sebagai ethical hacker.
BACA JUGA:Usai Eksekusi 2 Warga di Distrik Dekai, KKB Sandera 4 Pekerja BTS di Okbibab
Mereka menggunakan kemampuannya untuk mengetes sebuah sistem, mencari celah mana yang harus diperbaiki, mengutak-atik interface sampai dirasa tepat, dan lain-lain.
Jenis hacker white hat biasanya sudah mendapatkan izin dari pemilik sistem komputer untuk melakukan pengecekan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelompok peretas white hat justru berguna untuk mengembangkan sebuah sistem dan aspek penting di dalamnya.
3. Grey Hat
BACA JUGA:Ini 6 Penyebab Mobil Bergetar Pada Start Awal
Jenis hacker yang terakhir masuk ke dalam kategori grey hat.
Dari namanya, dapat dilihat bahwa peretas dalam kelompok ini tidak masuk ke kategori hitam dan putih.