Misteri dan Keajaiban Seni Megalitikum, Rahasia Gubang Terukir di Ghumah Baghi

Rabu 03-05-2023,03:30 WIB
Reporter : Pidi
Editor : Jukik

 “Bagian yang tajam pada gubang terbalik. Bukan pada sisi luar,” ujarnya dihubungi terpisah.

Bentuknya yang bengkok lanjut Aryo, membuat tak semua orang bisa menggunakannya sebagai senjata. 

Meskipun demikian gubang memudahkan penggunanya untuk meraut rotan dan lain-lain.

Maka dalam tradisi anyam menganyam fungsi gubang sangatlah penting. “Seperti untuk membuat sarung dan gagang pisau,” tuturnya.

BACA JUGA:‘Midnight Mass’, Ketika Keajaiban Agama Jadi Mimpi Buruk (1)

Cerita tentang gubang sendiri kata Aryo diceritakan secara turun-temurun. Intinya gubang disebut sebagai induk senjata tradisional Besemah. 

Sementara dalam sejarah perang Besemah, tercatat masyarakat menggunakan pedang, tombak, dan keris. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat menggunakan kuduk.

Aktivis Yayasan Pecinta Sejarah dan Kebudayaan (Pesake) Pagaralam, RA Dewi Saputri juga menyampaikan hal yang senada. 

Dewi bilang, gubang umumnya digunakan untuk meraut rotan. Rotan yang sudah diraut kemudian dianyam menjadi kinjagh, bubu, dan bake.

BACA JUGA:‘Midnight Mass’, Ketika Keajaiban Agama Jadi Mimpi Buruk (2)

“Gubang itu ada dalam sejarah. Di naskah kuno surat ulu Besemah,” kata Dewi.

Sementara saat perang, Dewi berpandangan sama dengan Aryo. Dewi bilang, saat perang melawan Belanda dulu, masyarakat Besemah menggunakan pedang dan keris. 

Gubang dalam cerita sejarah, Dewi menambahkan, disebut sebagai pusaka Puyang Tengalaman. 

Adapun naskah kuno berupa kaghas yang menceritakan gubang masih disimpan rapih oleh beberapa tokoh masyarakat di Pagaralam.

BACA JUGA:Serial Memikat: Dari Mukjizat Palsu hingga Mimpi Buruk Fanatisme Agama

Seperti H Pandim. (Alm) Saman Loar lanjut Dewi, bahkan dulu pernah menyimpan ucap jampi Puyang Tengalaman.

Kategori :