PAGARALAMPOS.COM - Akibat mendapatkan penalti turun satu grid dalam balapan MotoGP Spanyol, Minggu (30/4). Tordozzi yang sangat marah setelah pembalapnya, Francesco Bagnaia dijatuhi hukuman. Tak sedikit pihak di MotoGP yang mengeluhkan keputusan Stewards Panel yang tidak konsisten. Mereka terkesan tak adil dalam memberikan penalti ke para pembalap. Kritikan terbaru dilayangkan oleh bos Ducati, Davide Tordozzi.
Bagnaia dinyatakan bersalah karena menyalip pembalap Australia, Jack Miller dengan agresif di Tikungan 6. Lebih lanjut, pria Italia itu mempertanyakan mengapa Miller lolos dari hukuman padahal membuat Jorge Martin menggerakkan tangan dengan marah.
Sebelumnya, dua pembalap Yamaha, Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo juga mendapat hukuman Long Lap Penalty yang dinilai tak adil oleh Tordozzi. “Komentar saya tentang Stewards akhir pekan ini tidak terlalu bagus,” akui Tardozzi ketika berbicara kepada BT Sport, sebagaimana dikutip Crash.net.
BACA JUGA:Usai Sabet Gelar BAC, Anthony Sinisuka Ginting Samai Rekor Taufik Hidayat!
“Menurut saya penalti untuk Quartararo dan Morbidelli tidak adil. Itu adalah kecelakaan balapan. Juga, Pecco menemukan celah. Dia masuk. Jack menutup racing line. Bagaimana jika Martin menutup racing line saat Miller berada di tikungan terakhir, di sisi dalam dari dirinya? Mengapa mereka tidak memberikan penalti kepada Jack juga? Saya pikir Steward harus merevisi keputusan mereka. Ini olahraga laki-laki. Olahraga keras. Itu bisa terjadi,” jelas pria Italia itu. Lebih lanjut, Tardozzi ditanya oleh BT Sport apakah dia menginginkan revisi keputusan balapan ini, atau revisi panel Stewards itu sendiri.
“Mungkin. Saya tidak tahu. Sudah terlalu banyak balapan dan bertahun-tahun semua pembalap mengeluhkan hal ini. Saya tidak tahu mengapa tidak ada yang mengambil keputusan.
BACA JUGA:Sea Games 2023 : Alim Suseno Bawa 14 Pemain Meski Hanya 12 yang Bertanding
Tapi, bagaimanapun, itu bukan masalah saya. Ini adalah masalah Dorna. Mereka harus memutuskan apakah mereka menginginkan balapan PlayStation, atau balapan laki-laki,” demikian kritik Tardozzi. (*)