Lebaran Ketupat merupakan tradisi yang ikut menyemarakkan perayaan Idulfitri masyarakat Jawa ketika itu.
Sunan Kalijaga mengajarkan masyarakat Jawa untuk membuat makanan dengan bahan utama beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa.
Anyaman daun ketika itu identik dengan ciri khas budaya dan seni masyarakat Jawa.
Sehingga bukan hal sulit bagi masyarakat Jawa ketika itu mengikuti apa yang diajarkan Sunan Kalijaga.
Secara filosofis pun, Lebaran Ketupat juga memiliki makna yang mendalam. Kata ketupat yang berasal dari kata kupat dalam bahasa Jawa berarti mengakui kesalahan.
Sehingga dalam Lebaran Ketupat pun dikenal dengan istilah sungkeman, memohon maaf dari orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai bentuk penghormatan.
BACA JUGA:MOMENT LANGKA! 5-6 Mei 2023 akan ada Gerhana Bulan Penumbra Di Sumsel, Wajib Dilihat Nih!
Dari cerita sejarah Lebaran Ketupat, Sunan Kalijaga saat itu membawa ajaran puasa enam hari di bulan Syawal yang memang diajarkan untuk umat muslim.
Hadis Imam Muslim menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian melanjutkan enam hari di bulan Syawal maka baginya pahala puasa selama setahun penuh.
BACA JUGA:Makin Panas! KPK Ditantang Bima Untuk Usut Tuntas Kasus Korupsi Di Lampung
Atas dasar itulah, Sunan Kalijaga memperkenalkan puasa syawal mulai tanggal 2-7 Syawal atau selama enam hari berturut-turut.
Kemudian pada 8 Syawal orang-orang kembali merayakan lebaran yang disebut sebagai Lebaran Ketupat.
Artikel ini telah tayang di laman Solopos.com : Sejarah Lebaran Ketupat di Indonesia yang Dirayakan Hari Ini