PAGARALAM,PAGARALAMPOS.COM - Bukan hanya sekadar menikmati alamnya saja, Kota Pagar Alam juga memiliki situs megalithikum yang sampai saat ini masih terus dijaga.
Hal ini menjadikan Pagar Alam sebagai pusat kebudayaan megalithikum, oleh karena itu bumi besemah ini kaya akan bebatuan cadas.
Berlokasi di perbukitan hutan tropis yang terapit oleh Bukit Barisan dan Gunung Dempo, hal ini menjadi tempat kebudayaan megalithikum.
Dilansir dari indonesiakaya.com, Banyak karya yang diciptakan dari bebatuan jenis andesit, seperti arca, lesung batu, kubur batu, dolmen, dan menhir.
BACA JUGA:5 Amalan Sunnah Baik Dikerjakan Untuk Hari Jumat
Bebatuan beku dari jenis tersebut yang dominan digunakan oleh manusia pra sejarah.
Seorang peneliti berkebangsaan Belanda, menurut Van der Hoop, terdapat 22 area di Pagar Alam yang dipercaya adalah kawasan situs megalithikum dari zaman pra-sejarah.
Banyak artefak yang ditemukan dari berbagai area, sebagian kondisi artefak tersebut sudah rusak, masih ada yang terkubur dan belum terindefikasi keberadaannya.
Ada dua jenis arca megalithikum dari situs-situs yang ada di Pagaralam, yakni pertama penggambaran tersebut dari satu wujud rupa atau tunggal.
BACA JUGA:10 Rekomendasi Tempat Bukber di Lahat
Kemudia, yang kedua penggambaran dari satu rupa atau jamak dikombinasikan dari sosok manusia dengan manusia atau manusia dengan hewan.
Salah satunya batu beghibu yang ditemukan di Pagaralam, detailnya di tengah persawahan di Desa Tegur Wangi.
Berdasarkan catatan sejarah, situs tersebut dipercaya sebagai tempt pemukiman penduduk dan pemujaan bagi masyarakat setempat di masa lalu.
Desa Tegur Wangi Lama yang saat ini, bagi masyarakat yang ada di sana adalah wilayah yang dianggap suci dan sakral sejak dulu.
BACA JUGA:BPP Atung Bungsu Kenalkan Biosaka Kepada Petani