Program kehamilan: Kehamilan kembar lebih umum terjadi pada orang yang menjalani program hamil seperti IVF.
Obesitas: Wanita dengan indeks massa tubuh lebih dari 30 lebih mungkin untuk hamil anak kembar.
Riwayat pribadi: Jika Anda pernah hamil anak kembar pada kehamilan sebelumnya, maka ada kemungkinan Anda untuk hamil anak kembar lagi pada kehamilan selanjutnya.
Diagnosis Kehamilan Kembar Pemeriksaan dengan ultrasonik (USG) pada umumnya bisa menegakkan diagnosis kehamilan kembar.
Namun, pemeriksaan tidaklah sempurna. Pada kasus yang jarang, dokter tidak bisa melihat janin kedua, terutama pada usia awal kehamilan.
BACA JUGA:Dokter jelaskan penyakit yang harus diwaspadai di musim hujan
Pemeriksaan darah juga bisa membantu diagnosis kehamilan kembar.
Jumlah hormon HCG pada awal kehamilan Anda yang mengandung anak kembar bisa lebih tinggi daripada Bumil yang tidak mengandung anak kembar.
USG pada trimester kedua biasanya bisa menentukan jenis kelamin janin, tetapi ini bisa dilakukan jika posisi janin bisa memperlihatkan area genitalnya.
Risiko Komplikasi pada Kehamilan Kembar Berikut ini adalah beberapa risiko kompilasi yang perlu Anda waspadai, di antaranya:
1. Kelahiran Prematur Lebih dari setengah bayi kembar lahir prematur, yang berarti lebih awal dari usia kehamilan 37 minggu.
BACA JUGA:Waspadai Sejumlah Penyakit Tropis yang Mudah Menyerang Tubuh
Ini adalah komplikasi yang umum terjadi pada kehamilan kembar. Janin akan bertumbuh semakin besar dan akan membutuhkan ruang yang lebih besar. Kehamilan kembar akan membuat ruang bertumbuh menjadi semakin sedikit. Jika Anda menunjukkan tanda-tanda untuk melahirkan di usia kehamilan yang prematur, maka dokter akan memberikan injeksi steroid untuk mempercepat perkembangan paru-paru janin.
2. Diabetes Gestasional Jika Anda hamil anak kembar, maka risiko mengalami diabetes gestasional juga akan meningkat.
Kondisi ini akan menyebabkan gula darah yang tinggi pada sang ibu. Gula darah yang tinggi dapat berdampak pada kehamilan dan kesehatan janin dalam kandungan. Anda bisa melakukan konsultasi dengan ahli gizi untuk membantu menjaga gula darah tetap normal selama hamil.
3. Preeklampsia Kondisi ini menyebabkan peningkatan tekanan darah secara mendadak pada wanita hamil.