Penyebab Terjadinya Hamil Anggur dan Cara Pencegahannya

Sabtu 28-01-2023,09:33 WIB
Reporter : Elis
Editor : Elis

PAGARALAMPOS.COM - Bagi wanita, kehamilan sering diasosiasikan sebagai anugerah terindah dari Tuhan yang akan menjadi pelengkap dari sebuah keluarga. 

Kehamilan terjadi setelah sel telur dibuahi oleh sperma lalu tertanam di dalam lapisan rahim untuk berkembang menjadi janin dan plasenta. 

Namun, tidak semua kehamilan dapat berjalan lancar sebagaimana mestinya. Salah satunya adalah hamil anggur.

Hamil anggur atau mola hydatidosa merupakan komplikasi kehamilan, di mana terjadi pertumbuhan abnormal pada trofobias, yaitu sel yang biasanya berkembang menjadi plasenta.

BACA JUGA:Ternyata Ini Penyebab Terjadinya Sariawan Tanpa Kita Sadari

Penyebab hamil anggur dikaitkan dengan masalah genetik selama proses pembuahan dalam rahim. Meski hamil anggur jarang terjadi, beberapa kondisi diketahui dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami gangguan kehamilan tersebut.

Hamil anggur atau mola hydatidosa adalah kondisi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak berkembang sebagaimana mestinya. Pada kehamilan anggur, terjadi perkembangan plasenta yang tidak normal dengan sedikit atau tanpa pertumbuhan janin.

Wanita yang mengalami hamil anggur tetap dapat menunjukkan tanda-tanda kehamilan seperti biasanya, baik mual dan muntah, ukuran perut yang membesar, maupun hasil positif pada tes kehamilan.

Biasanya, hamil anggur akan diketahui setelah penderita melakukan USG. Hasil USG akan menunjukkan kumpulan kista berisi air yang menyerupai anggur berkembang di dalam rahim.

BACA JUGA:Wajib Tahu!! Manfaat Cabe untuk Kesehatan Saluran Pencernaan

Beragam Penyebab Hamil Anggur.

Penyebab hamil anggur sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun, hal ini banyak dikaitkan dengan kondisi tidak normal saat proses pembuahan sel telur terjadi. Jika dalam kehamilan normal janin memiliki 23 pasang kromosom dari ayah dan ibu, pada kasus hamil anggur jumlah kromosom bisa saja kurang atau lebih.

Kehamilan anggur cukup jarang terjadi, tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut, seperti:

1. Usia ibu di atas 35 tahun

BACA JUGA:Fakta Melakukan Diet Tidak Makan Malam, Cepat Kurus?

Kategori :