PAGAR ALAM, PAGARALAMPOS.COM - Makam puyang (orang yang dihormati) di Pagar Alam, boleh dibilang sangatlah banyak. Hampir di setiap dusun terdapat makam puyang. Pertanyaannya, benarkah jasad para puyang itu terkubur di situ?
Anggota Lembaga Adat Besemah Satarrudin Tjik Olah menyatakan, umummya makam-makam puyang terdapat di Pagar Alam hanyalah sebuah penanda saja.
“Sekedar tapak saja. Fungsinya sebagai penanda saja,”ucap Satar, dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Pagaralampos.com beberapa tahun lalu.
Karena itu, lanjut Satar, di dalam makam tersebut mungkin tidak ada jasad ataupun kerangka yang bersangkutan. Jasad para puyang itu, berada di luar Besemah atau pun di Pagar Alam.
BACA JUGA:Menelaah Kandungan Kindun Anak Umang, Kesedihan dan Ketegaran Menjadi Satu
Dia lantas mencontohkan makam puyang atung bungsu yang berada di dusun Benua Keling Lama Kecamatan Dempo Selatan. Menurut Satar, jasad puyang yang begitu legendaris itu sesungguhnya berada di Muara Selabung, Komering.
“Menurut cerita, Atung Bungsu meninggal di rumah istrinya di Muara Selabung. Jadi, jasadnya dikubur di situ,”tuturnya. (Keterangan untuk makam puyang lain bisa dilihat di tabel)
Hanya Tanahnya yang Dibawa
Mengapa makam tersebut dipindahkan dari asalnya? Dijelaskan Satar, ini berkaitan dengan kepindahan anak cucu keturunan dari puyang bersangkutan. Mereka tak ingin melupakan leluhurnya ketika mereka pindah ke tempat lain.
“Karena itu ketika mereka pindah, makam leluhurnya ikut dibawa serta,”sambungnya.
Namun imbuh Satar, bukan jasad puyang ataupun kerangkanya yang dibawa. Melainkan hanyalah seraup tanah dari kuburan asal. Seraup tanah inilah yang ‘disulap’ menjadi makam puyang.
“Seraup tanah dari kuburan asal dibawa kemudian ditempatkan di sebuah lokasi yang menyerupai tanahnya. Dibuatkan atap dan nisannya. Jadilah makam,”tuturnya.
BACA JUGA:Kewedanaan Tanah Pasemah : Dulu Bersatu, Sekarang Berpisah
Lebih lanjut dijelaskan, proses pembuatan makam puyang itu dilakukan dengan sangat megah. Ada semacam upacara khusus yang dibuktikan dengan penyembelihan kurban berupa kerbau.
“Upacaranya melebihi sedekah, saking besarnya,”ucapnya.