PAGRALAMPOS. CO - Budi daya ikan adalah salah satu bentuk budi daya perairan yang khusus membudidayakan ikan di tangki atau ruang tertutup, biasanya untuk menghasilkan bahan pangan, ikan hias, dan rekreasi (pemancingan).
Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, Indonesia menjadi pasar potensial untuk produk perikanan, baik ikan laut maupun ikan tawar. Bukan hanya itu, konsumsi ikan perkapita Indonesia juga masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan konsumsi penduduk negara lainnya.
BACA JUGA:Jaga Keamanan di Event Kecamatan Pajar Bulan
Terdapat permintaan yang tinggi untuk ikan di seluruh dunia sehingga menyebabkan overfishing di sektor perikanan tangkap. Budi daya ikan menyediakan sumber alternatif penyediaan ikan. Namun, budi daya ikan karnivora seperti salmon tidak selalu mengurangi usaha perikanan tangkap karena nutrisi yang dibutuhkan ikan salmon spesifik dan sering kali sulit dibudidayakan, seperti ikan kecil yang mengandung minyak ikan yang menjadi mangsa utama ikan salmon di alam liar. Namun ilmuwan kini telah mengembangkan pakan alternatif berbasis tumbuhan untuk budi daya ikan karnivora.
Berdasarkan laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada 2011, masyarakat Indonesia hanya mengonsumsi ikan sebanyak 31,5 kg per tahun. Sangat jauh berbeda dengan konsumsi masyarakat Malaysia yang mencapai 55,4 kg per tahun.
BACA JUGA:Kekuatan Maaf
Namun demikian, pertumbuhan rata-rata konsumsi ikan di Indonesia cukup tinggi, berkisar 5,04 persen per tahun. Sementara, pertumbuhan rata-rata konsumsi ikan di Malaysia hanya mencapai 1,26 persen per tahun.
Pemeliharaan ikan dapat dilakukan dengan berbagai metode di berbagai tempat. Metode yang paling banyak digunakan adalah dengan menggunakan kolam ikan, tangki akuaponik, dan kandang.
Akuaponik
Akuaponik adalah sistem budi daya berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Dalam akuakultur yang normal, ekskresi dari hewan yang dipelihara akan terakumulasi di air dan meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang. Dalam akuaponik, ekskresi hewan diberikan kepada tanaman agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami, dan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi. Air kemudian bersirkulasi kembali ke sistem akuakultur.
BACA JUGA:Lapas Terima Kunjungan Wasmat dari PN Pagaralam
Karena sistem hidroponik dan akuakultur sangat beragam bentuknya maka sistem akuaponik pun menjadi sangat beragam dalam hal ukuran, kerumitan, tipe makhluk hidup yang ditumbuhkan, dan sebagainya.
Kandang
Kandang ikan adalah kandang yang ditempatkan di danau, kolam, sungai, atau laut untuk melindungi ikan hingga ikan siap dipanen. Kandang dapat didesain dari berbagai jenis bahan. Ikan yang dipelihara di dalam kandang dapat diberi pakan maupun dibiarkan memakan pakan yang datang dari lingkungan sekitarnya. Tipe pemeliharaan dengan kandang memiliki keuntungan yaitu dapat dipelihara sesuai dengan habitat ikan tersebut (air tawar, payau, atau laut) sehingga spesies ikan yang dipelihara sangat beragam. Kandang ikan juga dapat dipelihara bersamaan dengan pemanfaatan air lainnya seperti rekreasi dan irigasi. Kekurangan sistem kandang adalah risiko lepasnya ikan ke lingkungan. Jika spesies ikan yang dipelihara bukan spesies endemik, dapat menjadi spesies invasif. Pencemaran perairan setempat dapat menjadi risiko bagi ikan yang dipelihara dan begitu juga sebaliknya, pemeliharaan ikan dapat menyebabkan pencemaran lokal, terutama dari sisa pakan dan obat-obatan. Penyakit dan hama dapat berpindah lebih mudah dari lingkungan ke kandang dan sebaliknya.